8000 Banser Diisi Ilmu Kebal
Memanasnya suhu politik di Jakarta merembet juga ke Jatim. Para anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menyatakan siap diterjunkan guna mencegah terulangnya anarkisme pascainsiden kekerasan di Monas, Jakarta, pada 1 Juni lalu.
Bahkan, untuk kesiapsiagaan, Banser Mojokerto telah mengisi sejumlah anggotanya dengan ilmu kekebalan tubuh. Diharapkan, anggota Banser yang akan diisi ilmu kekebalan itu mencapai 8.000 orang di Mojokerto. Banser merupakan satuan tugas (satgas) di bawah organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
"Ini bukan untuk sombong-sombongan, tapi kami ingin menegakkan kebenaran. Kami hanya ingin mengingatkan orang-orang FPI untuk tidak meneruskan cara-cara kekerasan," kata Heri Ernawan, Ketua Pengurus Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Mojokerto, Rabu (4/6).
FPI yang dimaksud Heri adalah Front Pembela Islam, yang sejumlah anggotanya diduga terlibat dalam aksi penyerangan terhadap anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas pada Minggu (1/6) lalu. Dalam insiden tersebut, sejumlah pendukung AKKBB mengalami luka-luka, termasuk di antaranya tokoh NU. GP Ansor sendiri adalah sebuah badan mandiri di bawah NU.
Pengisian ilmu kekebalan itu mulai digelar kemarin siang di Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto. Pengisian ilmu kebal ini, kata Heri, akan dilanjutkan hingga mencakup seluruh anggota Banser di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto. “Tujuannya, jika sewaktu-waktu ada instruksi dari Banser pusat, maka Mojokerto sudah siap mengirimkan personelnya yang telah mendapat ilmu kekebalan,” kata dia.
Pengisian ilmu kekebalan tubuh itu dilakukan di sebuah mushala, dipandu oleh H Muhammad Ilyas dan Mbah Suwarno. Dua tokoh tersebut selama ini dikenal sangat ahli dalam mengisi ilmu kekebalan bagi anggota Banser yang ada di Mojokerto.
"Islam melarang orang bersikap sombong, tapi kalau ada orang lain sombong kepada kita maka kita tidak boleh hanya diam. Kita bukan mau mencari lawan. Tapi kalau ada lawan, pantang bagi kita untuk lari," ujar H Muhammad Ilyas saat memberi wejangan terhadap anggota Benser yang akan diisi ilmu kekebalan tubuh.
Prosesi pengisian ilmu kebal diawali dengan wudlu dan dilanjutkan dengan menulis rajah (berupa huruf Arab) di punggung masing-masing anggota Banser yang akan diisi. Untuk tahap pertama kemarin, anggota Banser yang diisi sebanyak 12 orang. Setelah diberi air putih dan beberapa bacaan doa, dalam sekejap tubuh mereka sudah kebal.
Terbukti, tubuh mereka tidak mempan ketika dicoba ditusuk-tusuk dengan jarum. Meski ujicoba hanya dilakukan dengan jarum, menurut Mbah Suwarno, mereka sebetulnya juga tidak akan mempan dibacok dengan senjata tajam jenis apa pun. "Insya Allah ini juga bisa dipakai untuk melindungi diri dari gangguan musuh dalam bentuk apa pun, termasuk untuk menangkal teluh (santet, Red)," tandas Mbah Suwarno.
Sementara itu, dari Pamekasan diberitakan FPI cabang Madura menyatakan menolak bubar meski ada desakan agar pemerintah membubarkan organisasi itu. Sebelumnya, Selasa (3/6) lalu, FPI cabang Jember telah membubarkan diri setelah menyatakan tak sepakat dengan aksi kekerasan di Monas.
"Pihak-pihak yang menginginkan FPI bubar itu karena mereka tidak tahu bagaimana kronologi penyerangan yang dilakukan FPI waktu itu. Jika mereka tahu yang sebenarnya, saya yakin mereka tidak akan menuntut pembubaran FPI," kata koordinator FPI wilayah Madura, Bahri Asrawi, di Pamekasan seperti dikutip kantor berita Antara, Rabu (4/6).
Menurut dia, selama ini gerakan FPI semata-mata untuk kepentingan dan penyebaran syiar Islam. "FPI tak menginginkan terjadinya kekerasan," kata Bahri yang juga ketua Departemen Dalam Negeri FPI Jatim sekaligus anggota dewan syuro FPI pusat.
Menurut Bahri, khusus di wilayah Madura, hubungan FPI dengan Banser dan Garda Bangsa (satgas di bawah PKB) sejauh ini masih sangat kondusif meski di sejumlah tempat lain mengalami ketegangan. "Kita masih baik dengan mereka dan saya harap ini akan berlanjut, sehingga keamanan di Madura ini tidak terganggu," katanya.(SURYA(