AGAMA DAN KETERLANJURAN

AGAMA DAN KETERLANJURAN
Photo by Unsplash.com

Banyak yang mengaku menganutnya tapi sebagian dari mereka tak mengamalkannya. Lalu apakah mengaku menganutnya tapi mengamalkannya lebih baik dari tak mengaku menganutnya dan tak mengamalkannya atau tak mengaku menganutnya tapi mengamalkannya?

Apakah kita menganut sebuah agama karena keterlanjuran atau karena memastikan ajarannya benar? Bila karena memastikan ajaran-ajarannya benar, apakah itu berdasarkan komparasi ataukah penelitian terhadap setiap ajarannya?

Bila dianut karena keterlanjuran, maka mempertahankan, apalagi mengajak orang lain menganutnya tidaklah relevan. Bila karena memastikan semua ajarannya benar, bukankah itu memerlukan komparasi dan observasi komprehensif?

Lomba klaim kebenaran keyakinan antar sesama korban keterlanjuran adalah kekonyolan yang telah melumuri sejarah umat manusia dengan darah dan membuat dunia tak nyaman untuk dihuni.

Apapun keyakinan anda, nikmati saja. Tak perlu intervensi apalagi mencomooh keyakinan lain. Sesama korban keterlanjuran kudu saling menghormati.

Agama dihadirkan untuk menata umat manusia agar saling menghormati, namun dalam faktanya ia justru kerap dijadikan senjata oleh sebagian orang untuk menindas sebagian lain yang berbeda keyakinan dengan alasan klaim membela kebenaran.

Agama yang layak dihormati adalah yang membuat penganutnya tak merasa terganggu dengan adanya penganut agama lain, bahkan menumbuhkan rasa percaya diri dan kerendahan hati tanpa klaim kebenaran tunggal

Read more