AGAMA UNTUK KEPATUHAN ATAU KETENANGAN?

AGAMA UNTUK KEPATUHAN ATAU KETENANGAN?
Photo by Unsplash.com

Banyak orang mengira agama hanya bertujuan menata manusia untuk hidup tentram, nyaman, bahagia, damai dan aman.

Karena menganut agama untuk mencari ketenangan dan tak mendapatkannya, tidak sedikit orang mengabaikannya, sebagian berpindah agama demi mencarinya dan sebagian lagi menggugat bahkan mencemoohnya.

Akar dari anggapan dan ekspektasi ini adalah sejumlah falasi. Antara lain sebagai berikut:
1. Pandangan dunia materialisme mengarahkan pikiran dan tindakan banyak manusia kepada hal-hal material. Sehingga agamapun dimaknai sebagai bagian dari itu.
2. Mindset pragmatisme yang merupakan buah materialisme membuat banyak manusia mengabaikan esensi agama dan mengutamakan hasil yang hanya dibatasi dalam format material dan instan.
3. Mindset positivisme membuat banyak manusia memperlakukan agama sebagai sarana meraih tujuan material alias keuntungan seperti kesejahteraan, kedamaian dan keamanan.
4. Mindset ateisme terselubung membuat banyak manusia menafikan selain materi sehingga menjadikan agama sebagai hukum timbal balik yang bersifat horisontal semata.

Padahal agama adalah aturan yang tak mesti menghasilkan ketenangan dan kesejahteraan. Dalam kondisi tertentu aturan agama mewajibkan perlawanan terhadap kezaliman, kejahatan dan penjajahan yang biasanya menimbulkan jatuhnya korban, derita dan lainnya.

Padahal agama adalah aturan yang diberlakukan Tuhan untuk dipatuhi oleh pengimannya karena Ia diimani sebagai Penguasa Tunggal,, bukan dianut karena kalkulasi untung dan laba.

Padahal yang menjadi tujuan hakiki diberlakukannya agama adalah mengantarkan manusia kesempurnaan yang kadang terlihat tak menguntungkan, bukan semata-mata kedamaian dan ketenangan.

Andaikan agama hanya mengatur umat manusia demi kedamaian dan ketenangan, tentu tak memuat anjuran perlawanan, penegakan keadilan dan semacamnya. .

Nyatanya memang kita mengaku menganut sebuah agama karena "menyetujui" sebagian ajarannya yang sesuai ekspektasi dan dirasa menguntungkan, bukan karena mematuhi Tuhan sebagai pembuat agama dan bukan semua ajarannya, karena fakta sebagian ajarannya dirasa tak menyenangkan dan sulit diterapkan.

Read more