
Para pemuja diri, andai tak beragamapun, tetap intoleran. Tragisnya, banyak yang menganggap intoleransi sebagai bukti kesalehan.
Menolak keragaman adalah delusi mengaku Tuhan.
Meremehkan hak hidup orang yang berbeda keyakinan dengan mengatasnamakan sebuah agama adalah penistaan terhadap agama tersebut.
Di sini banyak yang toleran terhadap intoleransi.
Ekstremisme bukan akibat kemiskinan ekonomi tapi kemiskinan rasional.
Agresi demi dominasi adalah watak dasar hewani dlm diri manusia. Agama dan keyakinan bukan sumbernya tapi bungkus dan bahan apologinya.
Agamawan kurang mampu meredam ekstremisme, karena ia bukan akibat kurangnya nasihat, tapi justru akibat ceramah-ceramah yang membenturkan akal-agama.
Tidak sedikit agamawan yang menjadi penganjur intoleransi bahkan aksi kekerasan.
Para pemuja diri, andai tak beragamapun, tetap intoleran. Tragisnya, banyak yang menganggap intoleransi sebagai bukti kesalehan.