Ahmadinejad: Tehran Siap Transfer Teknologi Nuklir
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, Teheran siap mentransfer iptek nuklir sipilnya. Ahamdinejad dalam pidatonya yang disampaikan pada acara pembukaan sidang menlu negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB) di Teheran mengatakan, "Teheran menilai daur bahan bakar nuklirnya adalah demi perdamaian dan kesejahteraannya serta bangsa-bangsa lain." Di samping itu, Teheran siap mentransfer teknologi nuklirnya dalam format program pendidikan kepada seluruh negara dunia sesuai dengan ketetapan-ketetapan Badan Atom Energi Nuklir (IAEA)." Ditambahkannya, "Iran selain merupakan negara anggota IAEA juga menandatangani Traktat Non Prolifersi Nuklir Iran (NPT). Namun negara-negara arogan terus mengerahkan kekuatan propaganda dan diplomasi guna menghalangi hak bangsa Iran. Bahkan negara-negara tersebut mempertaruhkan kredibilitas Dewan Keamanan PBB demi tujuan ilegal mereka. Dalam kesempatan tersebut, Ahmadinejad menilai resolusi yang diratifikasi DK PBB sebagai langkah anti-bangsa Iran dengan mengatakan, "Kasus nuklir Iran sudah berakhir. Negara-negara dunia juga mengakui hak bangsa Iran, dan hanya tinggal satu-dua negara saja yang pada akhirnya terpaksa menerima kenyataan ini." Lebih lanjut Ahmadinejad mengkritik standar ganda soal hak asasi manusia, dengan mengatakan, "Di saat negara-negara adidaya merupakan penyebab utama terjadinya pelanggaran hak asasi manusia, mereka juga berupaya memaksakan kepentingan mereka kepada negara lain dengan mengatasnamakan hak asasi manusia." Ditegaskannya pula, "Sejumlah negara produsen senjata destruksi massal justru menjadi pengontrol produksi senjata semacam ini. Di saat sejumlah negara merupakan pelaku penyiksaan para tahanan di puluhan penjara internasional, seperti penjara Guantanamo, mereka malah berkoar-koar soal hak-hak tahanan." Mereka menentang suara rakyat Iran, Aljazair dan Palestina, serta sejumlah negara-negara lainnya, pada saat yang sama mereka mengklaim sebagai pihak yang menjunjung tinggi suara rakyat."Ketika menyinggung kinerja dan karakater sebenarnya Rezim Zionis, Ahmadinejad mengatakan, "Rezim Zionis terbentuk dengan cara pembantaian dan pengusiran bangsa Palestina. Rezim ini memusnahkan rumah dan ladan perkebunan warga Palestina. Namun, aksi brutal semacam ini malah didukung secara politik dan militer oleh negara-negara adidaya."Dalam bagian pidatonya, Ahmadinejad mengatakan, pasukan pendudukan bersikeras mempertahankan kehadirannya di Irak dengan menjadikan instabilitas karya mereka sendiri sebagai alasannya. Ditegaskannya, "Sejak dimulainya pendudukan Irak, 140 ribu warga dinyatakan tewas dan 600 ribu lainnya terluka. Meski demikian, tentara pendudukan dengan pongah masih menginginkan perubahan pemerintah legal Irak, serta tak segan-segan melakukan melakukan pembantaian dan kriminal di negara ini." (Sumber: IRIB)