Transformasi terkini di Mesir memperlihatkan kondisi yang sulit dikendalikan lagi oleh rezim Hosni Mubarak. Amerika Serikat sebagai negara yang selama ini dilayani kepentingannya oleh rezim Mesir tentu sangat berkepentingan dengan perkembangan di negara itu. Sebab jatuhnya ini bisa sangat merugikan AS dan Barat khususnya Israel.
Tak heran jika AS sedang dan mungkin juga sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi apa yang bakal terjadi di Mesir. Sampai saat ini suara yang terdengar dari Gedung Putih memang memiliki dua sisi. Dari satu pihak mendukung suara rakyat dan dari pihak lain mendesak tetap berkuasanya rezim baik oleh figur Mubarak sendiri atau orang kepercayaannya, Omar Suleiman.
Ada dugaan yang cukup kuat bahwa AS menyimpan opsi serangan militer ke Mesir. Berikut ini adalah bukti yang menguatkan dugaan tersebut;
Pertama, tanggal 24 Januari 2011, saat geliat kebangkitan rakyat Mesir mulai terlihat, AS mengirimkan regu-regu militer dari pasukan khusus bersama sejumlah personil dari batalyon udara 185 ke kawasan Timur Tengah, tepatnya di wilayah Sinai. Alasannya adalah untuk memperkuat pasukan internasional di daerah yang pernah menjadi ajang konflik antara Mesir dan Israel. Yang menarik, langkah mengirimkan pasukan khusus tersebut pernah dilakukan AS ke Irak dan Afghanistan sebelum menginvasi ke dua negara itu.
Kedua, sebuah laporan rahasia yang terungkap ke publik menunjukkan bahwa Departemen Pertahanan AS, Pentagon, mengirimkan sejumlah kapal perang ke lepas pantai Mesir. Di antaranya adalah kapal perang yang memuat 800 personil dari satuan Reaksi Cepat Angkatan Laut. Pentagon juga memerintahkan sejumlah kapal perang lainnya di Laut Merah untuk bertolak ke kawasan utara laut ini. Untuk menjustifikasi langkah ini, Pentagon mengatakan bahwa kapal-kapal perang itu mengemban misi untuk mengeluarkan warga AS dari Mesir menyusul kerusuhan di negara itu. Namun alasan itu sulit bisa diterima mengingat kapal-kapal itu didesain untuk perang dan operasi regu pemukul, bukan untuk transportasi.
Entah apa yang sedang dipikirkan oleh para pembuat keputusan di Gedung Putih. Yang jelas, AS memandang perkembangan di Mesir sebagai tantangan dan ancaman. Memang sampai saat ini belum ada pernyataan resmi atau data yang jelas terungkap mengenai rencana AS untuk menyerang Mesir, namun yang pasti Washington akan membuat langkah-langkah yang bisa mengurangi dampak dari suksesi di Mesir. Untuk itu sejumlah opsi dan kemungkinan sedang digodok dan dipikirkan. Memang tak mustahil AS akan membuat keputusan gila menghajar Mesir demi mencegah jatuhnya kekuasaan di negara itu ke tangan kubu Islam yang pasti akan menjalankan kebijakan anti Washington. Hari-hari mendatang akan semakin memperjelas apa yang bakal dilakukan AS. (IRIB/AHF)