AMERIKA DAN KLAIM DEMOKRASI

AMERIKA DAN KLAIM DEMOKRASI

Mata sebagian umat manusia saat ini mungkin tertuju ke Amerika Serikat yang menyelenggarakan pemilihan presiden karena memandangnya sebagai negara paling demokratis atau sebaliknya, memandangnya sebagai institusi bromocorah dunia.

Demokrasi Semu

Adanya dua partai politik saja yang menjadi kekuatan formal yang menentukan presidsn menunjukkan demokrasi semu atau paradoks demokrasi.

Dalam sistem politik dengan dominasi dua partai, terdapat risiko terjadinya hegemoni politik yang dapat mengakibatkan kurangnya pluralisme politik dan variasi opsi bagi pemilih.

Kedua partai dominan tentu  tidak mencerminkan keragaman pendapat dan kepentingan masyarakat secara menyeluruh, sehingga membatasi representasi dan akuntabilitas dalam proses politik.

Sistem dua partai juga dapat memperlambat terciptanya inovasi dan perubahan dalam kebijakan publik, karena terjadi polarisasi politik yang sulit untuk melewati batas partai.

Inilah paradoks demokrasi dalam sistem politik yang seharusnya demokratis justru membatasi akses rakyat atas keputusan politik yang sangat berpengaruh, sehingga mengurangi esensi demokrasi yang sejati.

Keterbatasan dalam pilihan politik dan representasi yang terjadi dalam sistem dua partai dapat memperkuat konsep denokrasi semu atau paradoks demokrasi, karena warga negara hanya diberikan sedikit opsi untuk menyuarakan kepentingan dan pandangan mereka.

Dalam perspektif ini, demokrasi Amerika Serikat dapat dianggap semu karena hanya menyediakan dua pilihan politik, yaitu Partai Demokrat yang cenderung menganut visi liberal atau progresif dan Partai Republik

Partai ini cenderung menganut visi konservatif, Meskipun memiliki perbedaan dalam program dan prioritas kebijakan, pada kenyataannya Amerika Serikat, di bawah pemerintahan dari kedua Partai Demokrat dan Partai Republik, telah terlibat dalam berbagai bentuk ambisi dominasi dunia dan intervensi dalam urusan internal negara-negara di seluruh dunia

Salah satu fakta yang tak terbantahkan ialah peran dan pengaruh Lobi Yahudi, genk Kristen Evangelis dan korporasi global di balik pemilihan kandidat presiden dari kubu Republik dan kubu Demokrat.

Peran Lobi Yahudi

Kelompok Yahudi di Amerika memiliki sejarah yang panjang dan kompleks dalam politik AS. Lobi Yahudi sering kali mempengaruhi kebijakan luar negeri AS, terutama sehubungan dengan Israel, keamanan Israel, dan perlindungan dan kepentingan komunitas Yahudi di Amerika Serikat.

Pengaruh kelompok Yahudi, terutama lobi Yahudi di AS, dapat terlihat dalam kemampuannya untuk mengorganisir kampanye politik dan menggalang dukungan untuk kandidat yang dianggap bersahabat dengan Israel dan kepentingan Yahudi di Amerika. Dukungan finansial, jaringan politik yang kuat, serta akses ke media dan pengaruh publik, semuanya merupakan faktor yang dapat memengaruhi hasil pemilihan presiden AS dan arah kebijakan pemerintahan yang terpilih.

Lobi Yahudi juga dapat berperan dalam membentuk kebijakan luar negeri AS terkait dengan Timur Tengah, terutama dalam hal kebijakan terkait Israel dan negara-negara Arab.

Peran Genk Evangelis

Kelompok Kristen Evangelis memiliki peran yang signifikan dalam politik Amerika Serikat dan sering kali menjadi pemain kunci dalam pemilihan presiden serta pembentukan arah kebijakan pemerintah AS. Pengaruh kelompok ini dipengaruhi oleh keyakinan agama dan nilai-nilai moral yang mereka anut, yang sering kali tercermin dalam posisi politik yang mereka dukung.

Dalam pemilihan presiden AS, kelompok Kristen Evangelis sering kali menjadi basis pemilih yang penting bagi kandidat-kandidat yang menawarkan agenda onservatif dan nilai-nilai yang sejalan dengan pandangan agama mereka. Para kandidat yang mampu mendapatkan dukungan dari kelompok ini bisa memiliki keunggulan dalam mencapai suara mayoritas dalam pemilihan.

Selain itu, pengaruh kelompok Kristen Evangelis juga dapat terlihat dalam pembentukan arah kebijakan pemerintah AS, terutama dalam isu-isu yang dianggap penting oleh kelompok tersebut, seperti isu aborsi, hak LGBT, dan kebebasan beragama. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah AS bisa dipengaruhi oleh masukan serta tekanan dari kelompok Kristen Evangelis, terutama ketika kebijakan tersebut melibatkan nilai-nilai agama yang dijunjung tinggi oleh kelompok tersebut.

Dalam beberapa kasus, pengaruh kelompok Kristen Evangelis dapat mempengaruhi penentuan kebijakan luar negeri AS, terutama dalam konteks dukungan terhadap Israel atau isu-isu yang berkaitan dengan kebebasan beragama di berbagai negara. Kelompok ini juga dapat menjadi pendukung kuat bagi upaya-upaya yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama mereka, seperti perayaan Natal di ruang publik atau perlindungan hak-hak keagamaan.

 Pengaruh Korporasi Global:

Korporasi global sering kali memiliki kepentingan ekonomi yang besar di AS dan dapat berusaha mempengaruhi kebijakan politik melalui lobby dan dukungan keuangan kepada kandidat presiden. Hal ini dapat melibatkan peran korporasi dalam mendukung kandidat yang dianggap memperjuangkan kepentingan mereka dalam berbagai isu, seperti perpajakan, regulasi, perdagangan internasional, dan lain sebagainya.

Pengaruh korporasi global dalam pemilihan presiden AS telah menjadi perhatian serius bagi sebagian kalangan, dengan kekhawatiran akan kontribusi finansial yang melimpah dari perusahaan besar dan pengaruhnya terhadap keputusan politik.

Sepanjang sejarah politiknya, AS di bawah pemerintahan  Demokrat maupun pemerintahan Republik tak berbeda dalam ambisi dominasi dunia sebagai unipolar dan intervensi terhadap urusan internal sebagian besar pemerintahan di dunia, terutama dukungan multidimensi atas entitas zionis Israel yang kini menjadi semacam kanker ganas di kawasan Timur Tengah.

Karenanya, selama tetap menganut ideologi imperialisme, isu dan analisa seputar siapa pemenang dalam pemilu AS, Donald Trump ataukah Kamala Harris adalah ra-penting.

Read more