Panglima Tentara Amerika Serikat di Irak, dalam konferensi pers kemarin memberikan sebuah pernyataan kontroversial.
Jenderal yang baru saja menjabat sebagai panglima di Irak ini menuduh Iran telah menyuap sejumlah anggota parlemen Irak untuk menentang proposal perjanjian keamanan Amerika-Irak.
Seperti umumnya pejabat Amerika, pria berkpelaka plontos itu mengatakan bahwa ia tidak punya bukti yang mendukung tuduhannya. Namun ia mengatakan bahwa data-data intelejen militer Amerika menunjukkan hal itu. Demikian dilaporkan oleh telivisi aljazeera.
Sebegaimana diketahui, proposal pejanjian kemanan Amerika-Irak yang ditawarkan oleh George W Bush memberikan sejumlah wewenang kepada tentara Amerika dan pejabatnya yang meniscayakan hilangnya kedaulatan Irak dan terancamnya negara-negara tetangga yang dianggap tidak mendukung kehadiran tentara Amerika di Irak.
Pemerintah Iran, melalui Juru Bicara Luar Negerinya, membantah tuduhan tersebut. Menurutnya, tuduhan suap adalah pelecehan terhadap hak demokrasi anggota parlemen.
Tuduhan AS ini benar-benar menggelikan. Bukan rahasia lagi bahwa ”Perjannjian kemananan AS-Irak” merupakan proposal yang ditolak oleh rakyat Irak karena memberikan wewenang luar biasa kepada agresor Amerika untuk menghilangkan kedaulatan negara dan rakyat Irak. Karena itu, Iran tidak perlu bersusah payah mengeluarkan uang demi menyuap mayoritas anggota parlemen yang anti penjajahan Amerika.
Inilah bukti bahwa Amerika kehilangan cara untuk membendung pengaruh politik dan spirtitual Iran di Irak, Lebanon, Palestina dan dunia Islam.