Anies Baswedan vs Yudi Latif
Anies Baswedan dan Yudi Latif adalah dua intelektual muda yang sedang melejit. Hanya saja nasib keduanya tidak sama. Sebelum Anies terpilih sebagai rektor Universitas Paramadina, Yudi telah lebih dulu menjadi pejabat rektor (masa transisi sejak wafatnya Nurcholis Madjid).
Terpilihnya Anies Baswedan, cucu AR Baswedan, secara otomatis menggeser posisi Yudi Latif. Sejak itulah, terjadi semacam ‘perang dingin’ antara dua doktor ini. Yang sempat menggegerkan adalah isu dipecatnya Yudi Latif oleh Anies Baswedan.
Namun hal itu dibantah oleh Anies Baswedan. Ia mengatakan, Yudi Latif mengundurkan diri sebagai Deputi Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina dan bukannya dipecat seperti yang dilansir sejumlah milis internet.
Menurut penjelasan tertulis Anies Baswedan yang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis, Yudi Latif mengundurkan diri sebelum Anies dilantik sebagai Rektor Universitas Paramadina.
Berdasarkan catatan kronologis Universitas Paramadina, Yudi mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Deputi Rektor III ke Yayasan Wakaf Paramadina pada 14 Mei 2007 sedangkan Anies Baswedan dilantik menjadi rektor Universitas Paramadina pada 15 Mei 2007.
Selama setahun lebih, atau tepatnya antara Mei 2007 hingga Juni 2008, Yudi tetap aktif sebagai Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina.
Dalam berbagai tulisannya di sejumlah media dalam medio tersebut, Yudi juga masih mencantumkan dirinya sebagai Ketua PSIK Universitas Paramadina.
Pada akhir Juni 2008, Yudi mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan tersebut. Pengunduran diri tersebut belum efektif karena Yudi masih harus menyelesaikan beberapa urusan administratif.
Anies juga menegaskan, dirinya tidak pernah beraktivitas di dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kasus Lapindo.
Sebelumnya, sejumlah milis di internet menyebarkan kabar yang tidak benar bahwa Yudi Latif dipecat dari Universitas Paramadina antara lain karena keaktifannya dalam menelusuri kasus lumpur Lapindo di daerah Sidoarjo, Jawa Timur.
Anies menyimpulkan, cerita yang disebarkan di berbagai milis secara serempak itu tidak benar dan menyesatkan bagi publik.(antara)