Skip to main content

Antara Jakarta dan Gaza Jelang 2009

By December 31, 200811 Comments

ooo0

Di Jakarta langit gulita tertembus percikan cahaya kembang api rayakan tahun baru gregorian dengan hura-hura bagai cahaya peluru dan roket-roket pesawat tempur. Di Gaza langit malam berbalut asap koyak oleh api-api yang ditembakkan guna memandu berondongan roket-roket yang muntah dari pesawat-pesawat F16.

Di Jakarta susana bising oleh bunyi-bunyi terompet bersusulan dan bertabrakan menampar telinga menyambut tibanya tahun baru gregorian bagai sirine-sirine ambulan yang meraung-raung. Di Gaza susana bising oleh raungan-raungan sirine ambulan  mencabik sanubari menjemput gugurnya tulip-tulip syahadah di antara bongkahan dan puing bagai bunyi terompet dan seksofon di bar-bar Jakarta dalam pesta tahun baru.

Di Jakarta motor-motor yang berpacu kecepatan para pemuda yang menggenjot adrenalin entah untuk apa dan siapa. Di Gaza mobil-mobil bertabrakan dan motor-motor melaju dengan arah berlawanan karena menghindari setiap sudut yang mungkin meledak laksana siang saat gerhana matahari.

Di Jakarta para remaja dan pemuda berteriak-teriak dan berduyun memadati jalan bagai histeria para korban dan pengungsi yang ketakutan. Di Gaza para remaja dan wanita menjerit berhamburan meninggalkan rumah yang porakporanda oleh api dan tembakan rudal bagai teriak-teriak pemuda pemudi Jakarta yang euforia dengan fantasi tahun baru.

Di Jakarta sampah-sampah botol minuman dan makanan berserakan memadati jalan bagai puing-puing dan reruntuhan para korban agresi kaum zionis. Di Gaza tangan dan potongan tubuh berserakan dan darah berceceran bagai sampah-sampah sisa pesta tahun baru di Jakarta.

Di Jakarta para pemuda bergembira seraya saling menyapa dan berucap “Happy New Year”. Di Gaza para pemuda bersiaga sambil berteriak: “Allahu Akbar! Pantang Hina!”