Antara Kebangkitan dan Kebangkrutan Nasional
Peringatan 100 tahun Kebangkitan nasional disaksikan dengan kepiluan. Kekuasan neoliberal sudah menguasai bangsa ini.
"Pasokan solar dan batubara PLN oleh Shell dan swasta, hadir di depan mata. Ada 3 jta tabung gas akan dipasok China, dan perusahaan negara Krakatau Steel siap diserahkan ke Mittal," ujar anggota DPD Marwan Batubara di Jakarta, Senin (19/5).
Jadi, menurut Marwan, masihkah bangsa ini mandiri. Kondisi ini diperburuk lagi oleh keadaan 40 BUMN yang siap dijual.
"Tambang NNT Batu hijau untuk Newmont dan swasta nasional baik BUMN dan BUMD harus puas hanya menjadi penonton. Cepu diserahkan bagi kejayaan Exxon, dan Natuna juga dijadikan sesajen untuk Exxon," ujarnya.
Rakyat, menurut Marwan, menantikan bukti dari pemerintah, bahwa bangsa ini bisa bangkit dan bukan menjadi bangkrut. "Saya ingin percaya pemerintah akan membawa kebangkitan bagi bangsa ini. Tapi, penggelapan pajak oleh Adaro, Asian Agri, Indosat bebas tanpa proses hukum. Belum lagi obligor BLBI pengemplang ratusan triliun uang rakyat masih hidup bebas dan semakin kaya. Bagaimana saya bisa percaya pemerintah," ujar Marwan yang merasa sedih melihat rakyat tampaknya sudah cukup puas dengan pidato, perayaan-perayaan dan retorika. (kompas Senin, 19 Mei 2008 | 14:35 WIB )