ANTARA MEMBANDINGKAN DAN MENYAMAKAN

ANTARA MEMBANDINGKAN DAN MENYAMAKAN
Photo by Unsplash.com

Berdasarkan pengalaman belajar dan mengajarkan logika cukup lama, membandingkan dua hal bukanlah menyamakan keduanya meski salah satu syarat perbandingan adalah kesamaan.

Inilah yang dalam mantiq disebut tamstil, dalam Ushul Fiqh diberi nama qiyas, dalam logika modern disebut analogi dan dalam metodologi disebut komparasi.

Analogi atau tamstil adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus atau partikular dengan membandingkan atau mengumpakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.

Membandingkan kebisingan yang ditimbulkan oleh gonggonggan bersamaan sekelompok anjing di komplek dan kebisingan akibat tabrakan azan di udara yang dikumandangkan via toa di beberapa masjid di sebuah lingkungan bukanlah menyamakan azan yang merupakan syiar dan bagian dari ritual shalat dengan gonggongan anjing karena keduanya secara faktual dan empiris adalah berlainan. Anak kecil juga tahu soal ini.

Dalam analogi yang disampaikan Menag itu ditegaskan bahwa azan dan gonggongan anjing sama-sama bisa menimbulkan kebisingan bila dilakukan secara bersamaan. Artinya, efek kebisingan yang mengganggu adalah kesamaannya, bukan kesamaan eksistensi kedua entitas itu dalam fakta objektif.

Ini menurut kaidah yang dirancang oleh Aristoteles lalu dikembangkan oleh Ibnu Sina.

Read more