Skip to main content

Beberapa orang atas nama pengurus sebuah organisasi resmi (yang mewadahi sejumlah warga beragama Islam yang memilih sebuah aliran yang berbeda dengan aliran yang dianut mayorotas Muslim lainnya) mendatangi dengan maksud bersilaturahmi dan bergabung juga memperkuatnya.

Forum Kerukunan Umat Beragama yang secara khusus dibentuk sebagai wadah yang mengayomi dan merajut kerukunan semua kelompok keyakinan, terutama kelompok minoritas, di kota itu malah didominasi oleh anasir anti kerukunan, intoleran, sektarianis dan juri kebenaran.

Forum yang mestinya menjadi rumah bersama bagi aneka kelompok keyakinan seolah diubah sebagai ruang pengadilan keyakinan. Delegasi organisasi yang terdaftar di Kemenkumham dan diakui secara resmi sebagai ormas ini tak disambut sebagai salah satu partisipannya, justru dijadikan objek pesakitan yang dicecar dengan pertanyaan-pernyataan basi yang memuat aneka tuduhan serius dan ujaran kebencian sektarian.

Lembaga yang didanai dari anggaran Negara dan Pemerintah yang mestinya mencari titik temu ini dan tidak mempersoalkan keyakinan setiap kelompok, malah terlihat seolah diambil alih oleh orang-orang yang fasih beretorika tentang toleransi dan moderasi beragama di depan kamera tapi dalam fakta di lapangan memperlihatkan sikap argon dan perlakuan diskriminatif.

Fenomena ironis yang tak ubahnya kebakaran di pusat pemadam kebakaran ini melukiskan perbedaan kontras antara papan nama dan fakta ini sangat mungkin terjadi di banyak daerah dan kota.