ARENA POLEMIK IMAN

ARENA POLEMIK IMAN
Photo by Unsplash.com

ARENA POLEMIK IMAN

Iman, yang merupakan dasar tunggal kehambaan, terbentuk karena beragam sarana dan metode.

Sebenarnya hanya dua ada sarana pembentukan iman, yaitu akal dan hati.

Metode pembentukan iman hanya dua; penalaran dan penghayatan.

Ada tiga tipe iman; infra rasional, rasional dan supra rasional.

Iman infra rasional adalah iman terbentuk dari doktrin dan didasarkan pada penafsiran atas teks agama. Inilah yang disebut Kalam.

Sebenarnya iman doktrinal tidak sepenuhnya kosong dari rasio. Namun teks dipososikan sebagai dasarnya.

Porsi rasio dalam iman Kalam tidak sama rata. Ada banyak aliran kalam, seperti Asyariyah, Mu'tazilah, Salafiyah dll.

Salafiyah memfungsikan akal sebatas sarana justifikasi terhadap arti leterlek (word for word) teks ayat/riwayat yang dipilihnya.

Porsi rasio dalam kalam Mu'tazilah sangat besar, meski tetap menjadikan teks suci dan iman pra rasio sebagai mindset.

Karena tak akrab dengan filsafat, banyak orang menganggap kalam Mu'tazilah sebagai sangat rasional, filosofis dan liar.

Kalam Asy'ariah dicetuskan sebagai resistensi terhadap 2 aliran ekstrem Sunni, yaitu doktrin kalam Salafiyah dan rasio Mu'tazilah.

Karena berada di antara skriptualisme dan rasionalisme itulah, pengikut Asy'riah mengklaim "wasathiyah" (moderasi).

Asy'ariyah sukses menghadirkan diri sebagai aliran kalam moderat dalam arena teologi Sunni.

Arena Kalam Syiah ramai dengan aneka aliran. Tapi bila Syiah dipandang sebagai satu pandangan, maka hanya satu kalam Syiah.

Sebagaimana arena Kalam, arena rasionalisme Islam juga marak.

Arena filsafat diramaikan oleh tiga aliran utama, Peripatetik, Iluminasi dan Transendentalisme.

Read more