Menlu AS, Hillary Clinton, dalam kunjungannya ke Thailand, melontarkan sebuah ide konspirasi baru terhadap Iran.
Dalam konferensi pers, istri mantan presiden AS Bill Clinton itu, mengancam Iran dengan memperkuat sekutunya di Teluk Persia bila Iran tetap melanjutkan apa yang disebutnya “pengembangan senjata nuklir”.
Anehnya, meski mengancam, Clinton masih membuka kemungkinan pendekatan diplomatik dan dialog langsung dengan Iran.
Sebagaimana diketahui, AS melalui media Barat, sedang gencar melukiskan Iran sebagai musuh utama dalam rangka mengalihkan kebencian dan terhadap Israel sebagai sumber ancaman.
Beberapa hari lalu, Amir Bahrain, mengajak negara-negara Arab untuk berikap “moderat” dengan melakukan komunikasi dengan Israel melalui media sebagai tahap awal.
Sebagaimana diketahui, sejumlah negara Arab telah menjalin hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel, seperti Mesir, Yordania dan Maroko. Sementara itu sejumlah negara Arab lainnya telah melakukan transaksi perdagangan dengan Israel sejak lama.