AZAN SELALU BAIK, KEZALIMAN SELAMANYA BURUK

AZAN SELALU BAIK, KEZALIMAN SELAMANYA BURUK
Photo by Unsplash.com

Membanggakan kebangsaan tapi meremehkan agama yang dianut oleh individu-individu bangsa (yang merupakan komponen kebangsaan) adalah paradoks.

Jangan nistakan azan hanya karena kadang dikumandangkan oleh pelaku kezaliman. Kezaliman selamanya buruk. Azan selamanya baik.

Kalau ada gerombolan menolak kebangsaan dengan dalih syariat, jangan malah mengiayakannya dengan membenturkan keduanya.

[ads1]

Kalau gerombolan intoleran meremehkan kebangsaan dengan dalih syariat, buktikan keduanya tak bertentangan, bukan malah membenturkannya.

Kalau kaum ekstremis menganggap cinta Tanah Air sebagai syirik dengan dalih agama, buktikan cinta Tanah Air adalah bagian dari agama, bukan malah meremehkannya.

Kalau kita menolak pemahaman ekstrem tentang agama, kita juga menolak pemahaman ekstrem tentang kebangsaan.

Merendahkan agama apapun tidak bisa dibedaki dengan justifikasi hanya karena diungkap dalam puisi.

Ketakmampuan membedakan dua subjek (azan dan kezaliman) dalam sebuah peristiwa mengakibatkan peleburan subjek dalam satu penilaian.

[ads1]

Azan yang dikumandangkan orang zalim selamanya baik. Kezaliman yang dilakukan oleh pengumandang azan selamanya buruk.

Untuk jadi toleran tak harus jadi ambivalen dan permisif. Menolak peremehan azan justru mencerminkan sikap logis.

Agama menumbuhkan cinta kebangsaan. Kebangsaan memperkuat cinta agama.

Read more