BERPIKIR DAN MENYAMPAIKAN PIKIRAN

BERPIKIR DAN MENYAMPAIKAN PIKIRAN
Photo by Unsplash.com

Manusia adalah hewan berakal. Sebagian dari hewan berakal ini mengaktualisasi akal potensialnya dengan berpikir.

Berpikir adalah aksi menyusun pikiran. Ia adalah aktivitas khas bahkan tunggal spesies manusia.

Aktivitas berpikir atau pemikiran memerlukan tiga elemen, yaitu subjek (yang berpikir), objek (yang dipikirkan) dan pikiran.

Subjek adalah diri manusia yang berpikir alias diri pemikir. Dialah subjek pemikir.

Objek adalah apapun di luar subjek. Ia disebut realitas, kenyataan dan fakta. Banyak juga yang menganggapnya sebagai kebenaran.

Pikiran adalah citra abstrak yang tercetak dalam benak subjek secara inheren (kehadiran) dan dan melalui pengenalan terhadap apapun di luar dirinya (objek) melalui sensasi (penginderaan).

Pikiran-pikiran menggambarkan dua objek partikular personal dan objek universal impersonal dengan dua macamnya.

Setelah berplkir, tersusunlah pikiran-,pikiran dalam benaknya. Karena terdorong untuk mempengaruhi juga merespon, manusia menyampaikan pikiran-pikirannya. Terjadilah aksi mutual saling menyampaikan pikiran. .

Aktivitas menyampaikan pikiran kepada pihak lain, individu dan kelompok disebut komunikasi.

Pola dan sarana alias media komunikasi selama beradab-abad berlangsung secara fisikal melalui pengucapan lisan dengan respon pendengaran dan penulisan dengan respon pembacaan.

Kini komunikasi bergeser dari sistem fisikal dan sarana benda (disebut offline) dengan segala manfaatnya yang sesuai pada masanya ke sistem digital (online) dengan segenap keunggulannya. Lalu terciptalah aneka sarana digital (aplikasi) komunikasi yang disebut media sosial.

Media sosial juga terus maju, dari media teks lalu audio dan kini menuju video.

Media sosial Youtube menjadi sarana komunikasi paling diminati bahkan menggeser dominasi media televisi konvensional.

Dunia Youtube berbeda dengan FB dan lainnya. Sebagian besar youtuber mengandalkan cirikhas konten yang menarik perhatian dan memancing kehebohan meski pesan nilainya tak jelas bahkan sebagian absurd dan konyol. Tampilan alias kualitas gambar yang ditayangkan adalah faktor utama. Pemilik dan perusahaan pengelolanya juga menerapkan sejumlah syarat ketat terutama terkait hak cipta clip, musik dan lainnya.

Karena melaksanakan taklif syar'i, saya yang sudah tidak muda lagi dan mestinya mengurusi keperluan diri sendiri dan keluarga harus menyesuaikan diri dengan tuntutan digitalisme.

Read more