ANDA TIPE BERPIKIR CEPAT ATAU LAMBAT?

Ada beberapa dua tipe manusia, yaitu 1) yang merasa tak mampu berpikir sehingga cenderung tak mandiri atau plinplan dalam mengambil keputusan; 2) berpikir sebagai metode pengambilan keputusan.
Perlu diketahui, yang dimaksud dengan pengambilan keputusan meliputi segala aspek tindakan atas kesadaran manusia, rutin dan tidak, penting dan tidak, individual dan sosial dan sebagainya.
Tipe kedua manusia dapat dibagi dalam kelompok, yaitu 1) yang malas berpikir serius dan tenang; 2) yang berpikir serius dan tenang.
Daniel Kahneman dan Amos Tversky dalam buku "Thinkinh Fast and Slow" yang merupakan kumpulan hasil penelitiannya mengungkapkan perbedaan antara dua sistem berpikir manusia: sistem pikiran cepat (fast thinking) dan sistem pikiran lambat (slow thinking). Mereka menyimpulkan bahwa manusia seringkali menggunakan sistem pikiran cepat yang cenderung kognitif dan terbawa emosi, sehingga menghasilkan kesalahan pemikiran dan penilaian. Sementara sistem pikiran lambat berfokus pada analisis mendalam dan rasional. Mereka menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana kita membuat keputusan dan mengapa kita rentan terhadap bias dan kesalahan dalam berpikir.
Kahneman dan Tversky menjelaskan bahwa pikiran manusia dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk bias kognitif, emosi, dan lingkungan sekitar. Mereka menyatakan bahwa seringkali manusia melakukan pemikiran secara otomatis dan terpengaruh oleh asumsi, keyakinan, dan pengalaman masa lalu. Selain itu, mereka juga menyoroti bahwa manusia rentan terhadap kesalahan dalam penilaian dan pengambilan keputusan akibat adanya bias yang tidak disadari.
Kedua peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar dari kita cenderung menggunakan sistem pikiran cepat yang rentan terhadap kesalahan, karena memerlukan usaha dan waktu yang lebih lama untuk berpikir secara rasional dan analitis. Namun, dengan meningkatkan kesadaran akan bias kognitif dan melatih diri untuk menggunakan sistem pikiran lambat, manusia dapat mengurangi pengaruh faktor-faktor tersebut dan membuat keputusan yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa tips untuk berpikir logis dan proporsional agar dapat mengambil keputusan secara mandiri dalam konteks hasil penelitian Kahneman dan Tversky:
1. Kesadaran akan bias kognitif: Penting untuk selalu menyadari bahwa pikiran manusia rentan terhadap bias kognitif, seperti bias konfirmasi dan bias kepentingan diri sendiri. Dengan membiasakan diri untuk selalu menjelaskan pemikiran dan keputusan kita sendiri secara kritis, dapat membantu mengurangi pengaruh bias ini.
2. Berpikir secara analitis: Ketika dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan penting, luangkan waktu untuk berpikir secara analitis dan hati-hati. Evaluasi berbagai opsi dan pertimbangkan informasi secara menyeluruh sebelum membuat keputusan.
3. Menggunakan sistem pikiran lambat: Dalam konteks penelitian Kahneman dan Tversky, disarankan untuk menggunakan sistem pikiran lambat yang membutuhkan usaha lebih untuk memproses informasi dengan lebih cermat dan teliti. Hal ini dapat membantu mengurangi kesalahan dalam penilaian dan pengambilan keputusan.
4. Berdiskusi dengan orang lain: Diskusikan ide dan rencana Anda dengan orang lain yang dapat memberikan sudut pandang yang berbeda. Hal ini dapat membantu memperluas sudut pandang Anda dan menghindari pemikiran kelompok atau bias kepentingan diri sendiri.
5. Evaluasi kembali keputusan Anda: Setelah mengambil keputusan, penting untuk terus mengkaji dan mengevaluasi keputusan yang dilakukan. Jika terjadi kesalahan atau keputusan kurang tepat, jangan ragu untuk melakukan perubahan atau koreksi untuk keputusan di masa depan.
Berdasarkan hasil penelitian Kahneman dan Tversky, manusia mesti berpikir lambat atau tenang agar tidak menjadi korban post-truth dan tidak tergoda untuk mengikuti arus informasi akibat FOMO (Fear of Missing Out) sebelum mengambil keputusan yang akurat
Supaya tidak terbawa oleh FOMO dan tetap berpikir logis dan proporsional, berikut tips-tips yang dapat diterapkan:
1. Berlatih kesadaran diri (self-awareness): Sadari bahwa sistem algoritma di media sosial seringkali didesain untuk memunculkan konten yang memicu respons emosional dan keinginan untuk terus berinteraksi. Dengan menyadari hal ini, Anda dapat lebih waspada dalam mengonsumsi informasi dan tidak terbawa oleh emosi.
2. Lakukan pengolahan informasi secara hati-hati: Berpikirlah secara kritis dan analitis terhadap informasi yang diterima, khususnya yang terkait dengan post-truth. Perhatikan sumber informasi, validitasnya, dan apakah informasi tersebut sesuai dengan fakta dan bukti yang ada.
3. Berpegang pada prinsip logika dan proporsi: Ingatlah prinsip-prinsip berpikir logis dan proporsional yang diajarkan oleh Kahneman dan Tversky, seperti menghindari bias kognitif, pertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan, dan jangan terlalu tergesa-gesa dalam membuat keputusan.
4. Tetap tenang dan kontrol emosi: Hindari terjebak dalam emosi dan kecemasan terhadap informasi yang beredar di media sosial. Jaga keseimbangan emosional dan fokus pada informasi yang benar dan akurat.
Dengan memahami dampak post-truth dan sistem algoritma di media sosial serta menerapkan prinsip-prinsip logis dan proporsional dalam berpikir, Anda dapat mengurangi risiko terbawa oleh FOMO dan mengambil keputusan secara mandiri yang lebih rasional dan tepat.