Bersikap Proporsional
Bersikap proporsional berarti berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebagian orang justru terjerumus ke dalam ekstremisme dan kehilangan nalar keseimbangan sehingga memberikan nilai positif terhadap semua hal tanpa memilahnya. Akibatnya, tujun bersikap baik justru melahirkan keburukan tanpa sadar. Antara lain sbb:
Sangka Baik
Sikap orang yang berada di arena dan merasakan derita komunal dan personal, empiris dan konstan dari aksi pengkafiran kadang berbeda dengan sikap orang yang hanya prihatin dari kejauhan.
Berpasangka baik saat alasan-alasan berprangka baik lenyap dan bukti-bukti berprasangka buruk ditemukan adalah prasangka buruk.
Sebagian prasangka berpahala karena “sebagian prasangka berdosa” (QS. Al-Hujuraat: 12).
Sikap Lembut
Kadang memperlihatkan sikap “lembut” dan sangka baik menunjukkan keengganan untuk menanggung risiko keberpihakan kepada keadilan dan menambah derita orang-orang yang secara nyata menjadi korban pengkafiran.
“Jangan bersikap lembut kepada orang yang menganggap sikap lembut sebagai pertanda lemah, butuh dan takut.” -Imam Ali-
Toleransi
Tak semua usaha memadukan hal-hal yang berbeda itu positif. Tak semua yang berbeda itu bisa dipadukan Sebagian hal-hal yang berbeda itu bertentangan dan saling menafikan.
Menegaskan penolakan untuk memadukan dua hal yang kontradiktif justru mencerminkan rasionalitas.
Ringkasan:
1. Sebagian yang berbeda tidak bisa dipadukan.
2. Sebagian sangka baik dan sangka buruk berpahala.
3. Sebagian sikap lembut adalah “undangan” untuk ditindas, dizalimi dan dihina.