Skip to main content

Seorang pemuda karena doktrin delusif keunggulan tanpa ketakwaan tiba-tiba merespon pernyataan pejabat tinggi keamanan yang dianggap menistakan agama dan bermuatan rasisme dengan pernyataan cemooh di atas panggung di hadapan umat yang memujanya

Umat medsos gaduh terbelah dua. Pernyataannya seketika jadi trending topic danviral. Agamawan yang tak punya rekam jejak prestasi keilmuan ini pun makin tenar karena dipuja hingga dicium kakinya dan dihujat seolah pemecah rekor semua penjahat yang pernah lahir di bumi ini sampai semua orang yang seetnisnya.

Tragisnya, bukan hanya dia seorang yang diagungkan sebagai super iblis karena ulah yang buruk dan celotehnya yang biadab di atas panggung tapi jutaan manusia yang ditakdirkan seetnis dengannya diseret-seret dan target genosida opini dan tong sampah semua makian.

Rupanya ulah ustadz urakan ini menjadi berkah bagi sejumlah orang yang tiba-tiba tenar dan disuka publik justru karena fasih menyemburkan narasi kebencian vulgar dalam video dan tulisan tanpa sedikitpun editing. Klop! Pernyataan ujaran kebencian ditanggapi oleh beberapa video dan tulisan lalu diberi comment-comment sadis.

Alhamdulillah, meski terjadi adegan rangkulan yang tak lazim, biang keonaran yang mungkin sengaja diremote untuk memancing kekacauan dan ketegangan SARA jelang 2024 ini akhirnya diproses secara hukum dalam tahap penyidikan atas kasus ujaran kebencian.

Ujaran Kebencian adalah perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut ataupun korban dari tindakan tersebut.

Selain kecemasan yang diandalkan oleh mesin kapitalis obat dan peralatan, kebencian dan kekerasan juga bisa dianggap sebagai primadona oligarki dan salah satu komoditas non migas yang punya pasar sangat besar dan paling diminati terutama untuk mengeruk suara.

Para buzzer berlagak dan pegiat medsos digenjot untuk terus merawat ketegangan, mengipasi dua polar dengan kontroversi dan cuitan nyinyir dengan dua pilihan kontras; intoleransi dan rasisme sebagai antitesis tanpa jalan tengah. Ujaran kebencian sektarian atau rasial baik yang dilaporkan maupun yang diback up menjadi gaya komunikasi yang dilumrahkan.

Semoga di tahun 2022 tidak ada lagi berita ulama mentor teroris, menteri selingkuh, gubernur hobi need for speed juga yang suka menjewer, ustadz investasi bodong, guru tahfiz pedofil, habib urakan, tentara dan polisi berantem, tol penuh lubang, panen bawang yang tak berharga dan semoga cebong serta kampret kembali menjadi manusia.