Sejak Pilkada DKI saya dan banyak orang sekeyakinan saya aktif mendukung Ahok sebagai gubernur karena fakta kejujuran dan ketegasannya meski menghadapi aneka risiko.
Tak hanya itu, sebelum kasus penistaan agama yang disertai aksi-aksi demonstrasi demi mendukung fatwa “ulama politik identitas”, saya menulis buku berjudul “Pemimpin Non Muslim” sebagai bantahan atas narasi politik identitas yang dimainkan oleh para pendukung kandidat gubernur penantang. Saya menolak tawaran cetak ulang dalam jumlah besar jelang pilkada demi menghindari tuduhan buzzering.
Saya juga sempat menulis artikel ilmiah berseri tentang tafsir ayat Almaidah sebagai sanggahan atas pandangan seorang ustadz yang saya hormati karena kompetensinya. Cemooh, pembunuhan karakter bahkan teror terbuka di media sosial tak menyurutkan semangat tulus melawan politik ayat dan mayat.
Itu semua dilakukan demi membuktikan bahwa konsistensi sikap logis adalah pilihan sukarela yang sama sekali tidak terkait dengan ikatan primordial dogma, tradisi dan etnisitas.
Tapi, sejak dipenjarakannya Ahok, terpilihnya kandidat penantangnya lalu diangkatnya agamawan yang menjadi tokoh sentral aksi-aksi demo serial dengan tajuk mengawal fatwanya sebagai pemegang otoritas tertinggi kedua juga tak terpilihnya pasangan capres pengusung politik identitas, media sosial mulai keruh oleh narasi rasial.
Narasi sadis ini kian menguat dan membabi-buta ketika figur yang dianggap mengalahkan Ahok dalam pilkada DKI yang lalu ditetapkan oleh partai nasionalis sebagai capres 2024. Ratusan konten youtube, tiktok dan platform media sosial tak hanya menyasar person yang nyata memainkan politik identitas, tapi malah memainkan politik identitas demi melawan politik identitas, selain video-video yang dibuat untuk numpang populer dengan konten sampah yang tak patut dibahas.
Konsisten menggempur dengan aneka cemooh capres yang dianggap memainkan politik identitas adalah strategi tak cerdas mengurangi elektabilitas yang justru membesarkan publisitasnya serta melukiskan kecemasan yang mengesankan elektabilitasnya stabil bahkan menanjak.