BOLA

BOLA
Photo by Unsplash.com

Sepakbola adalah olahraga yang tak lekang oleh waktu dan tak tergerus oleh internet. Ia bahkan menjadi industri besar dan menjadi bagian dari proses pembentukan peradaban dalam beragam bidang, termasuk politik. Sepakbola menjadi tradisi rekonsliasi dan peredaan konflik. Sepakbola bisa membuat orang fanatik melebihi sentimen agama. Keterikatan emosional dengan klub sepakbola tak jarang menjadi ideologi dan menciptakan persekutuan dalam interaksi sosial yang cenderung agessif dan vadalis.

Tim nasional Iran, misalnya, menjadi buah bibir saat bertanding dan mengalahkan timnas AS, negara adidaya musuh bebuyutan di luar arena bola yang berakhir. Iran hanya menolak bertanding dengan tim Israel karena konstitusinya menetapkan rejim zionis itu sebagai penjajah dan eksisistensinya sebagai ilegal.

Sepakbola menjadi salah satu bagian dari sarana perlawanan dalam PD2. Sebuah film produksi Hollywood pernah mengabadikan tim sepakbola tentara sekutu yang menjadi tawanan pasukan Jerman di bawah Hilter. Dalam film itu Pele, legenda sepakbola Brazil, ikut berperan bersama aktor laga, Stallone.

Sejarah olahraga sepak bola (permainan menendang bola) dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Tiongkok. Pada masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16. Demikian info wikipedia menyebutkan.

Konon karena terjadi suatu masalah berupa kekerasan, raja Edward III memberhentikan olahraga tersebut. Tetapi, pada tahun 1815 olahraga ini lebih ternama dari sebelumnya dan diaplikasikan pada area sekolah maupun kampus. Kemudian di tahun 1863 pada Freemasons Tavern telah memberlakukan peraturan utama dan terpisahkan pula antara olahraga sepak bol tersebut dengan rugby. Pada era 1800-an ini pula pertandingan sepak bola turut dimainkan oleh deretan tentara, pelaut dan pedagang di Inggris dan akhirnya tersebar mendunia. Tepat di tahun 1904 FIFA atau Asosiasi tertinggi sepak bola di dunia dibentuk dan siap memulai ragam persaingan antar negara.

Apa hubungan sepakbola dengan idealisme? Ada beberapa teman yang mengajukan pertanyaan, benarkah sepakbola berasal dari kepala terpenggal Imam Husain yang ditendang-tendang para serdadu Yazid? Ada pula yang menanyakan hukum bermain sepakbola setelah tahu bahwa kepala Imam Husain ditendang-tendang. Tentu saja, menendang bola tak bermula dari tragedi Karbala. Tentu pula, bermain sepakbola tak haram bila dijadikan olahraga tanpa niat meniru aksi para pembantai Al-Husain.

Tapi dalam sepakbola terdapat beberapa bagian dari peraturannya yang bisa dijadikan bahan renungan dalam memaknai hidup bahkan pemahaman filosofis tentang kepatuhan, komitmen, kebersamaan, kejujuran, kompetensi dan keadilan.

Kepatuhan Laga sepakbola takkan terlaksana bila dua tim yang bertanding tak mematuhi wasit dan menerima apapun keputusannya. Wasit adalah penguasa otoriter dalam 45 menit X 2 babak pertama dan kedua.

Komitmen Setiap pemain berkomimen untuk memenangkan setiap pertandingan melawan tim apapun termasuk mantan timnya. Tanpa komimen ini, tak ada perjuangan.

Kebersamaan Sepakbola adalah ohraga yang bertumpu pada kolektivitas dan terstruktur dengan pembagian tugas yang jelas. Egoisme dan kesombongan adalah musuh utamanya.

Read more