BUKAN JOKOWER

BUKAN JOKOWER
Photo by Unsplash.com

Tak semua oposisi itu takfiri. Tapi semua takfiri menumpang oposisi dengan menyebarkan hoax dan provokasi berlabel agama.

Oposisi di parlemen beroposisi karena pilihan politik yang legal. Tapi gerombolan intoleran ikutan beroposisi karena teologi benci.

Ada yang mendukung Pemerintah karena afiliasi politik. Ada pula yang mendukungnya karena dibenci intoleran.

Para pendukung toleransi tak punya deal politik dengan siapapun. Tapi pasti mendukung pihak yang dibenci kaum ekstremis.

Para pendukung toleransi berkomitmen mengutamakan asas legalitas dan legitimasi serta arah politik kontra kaum intoleran.

Pendukung toleransi tak ikut berpolemik seputar kebijakan Pemerintah dan kritik oposan tapi memilih arah politik kontra ekstremis.

Pendukung toleransi tak menutup mata dari lemahnya sikap Pemerintah terhadap kaum intoleran tapi kebencian mereka kepada Pemerintah adalah alasan logis memperkuatnya.

Pendukung toleransi menganggap korupsi dan narkoba sebagai ancaman setelah intoleransi dan radikalisme.

Orang-orang yang menentang politisasi agama tak mengandalkan hasil survei tapi cukup memperhatikan arah dukungan kaum intoleran.

Para pendukung kebhinekaan memaklumi situasi ekonomi yang sulit dan tak menjadikan itu sebagai menentang atau mendukung karena agenda mereka adalah menentang arah dukungan kaum ekstremis.

Para pendukung toleransi adalah lapisan kebal hoax, provokasi sektarian dan sihir viralisme dalam menentukan sikap politik.

Para pendukung toleransi memberikan dukugan tanpa mempertimbangkan keuntungan politik tapi semata-mata demi melawan manuver kaum intoleran dalam arena politik.

Lawan politik para pendukung toleransi adalah siapapun yang didukung oleh kaum ekstremis dan intoleran.

Para pendukung toleransi lebih mempersoalkan sikap intoleran seseorang ketimbang mempersoalkan relijiusitasnya.

Data apapun tentang pertumbuhan ekonomi dan semacanya takkan pernah menggeser visi para pendukung toleransi melawan intoleransi.

Pendukung toleransi, silent majority, bukan buzzer atau pemuja tapi relawan yang siap tekor demi mendukung pihak yang dibenci oleh pembenci pelangi.

Pendukung toleransi lebih mendukung tak sekeyakinan daripada sekeyakinan intoleran. Ini bukan soal sentimen primordial tapi soal eksistensi.

Para pendukung toleransi bukan jokower, karena Jokowi adalah salah satu agen toleransi.

Read more