Skip to main content

Rupanya propaganda intensif yang bertujuan menciptakan polarisasi dengan mendorong kelompok moderat untuk lebih demonstratif menentang radikalisme dan menghadang khilafah (hingga sebagian kebabalsan mencemooh semua ritual dengan narasi rasial beredok nasionalisme) belum mencapai target politik yang telah ditetapkan.

Penentangan masif beberapa kelompok yang dikenal moderat terhadap sebuah petusahaan minuman beralkohol yang menggratiskan produknya bagi pemilik nama Muhammad dan Maria, mungkin membuat geng desainer islamophobia cabang domestik melakukan evaluasi dan menyadari bahwa bangsa ini menjunjung toleransi, bukan tololeransi.

Sebenarnya para globalis penguasa korporasi data dan platform medsos tak hanya benci Islam tapi juga tak menghormati agama dan keyakinan apapun. Tujuan utama mereka adalah desakralisasi agama dan ketuhanan yang merupakan benteng moral umat manusia dalam menghadapi “one culture” (dengan agenda normalisasi L G B T, penghapusan isu Quds, trendisasi ateisme juga agnotisisme dan sejenisnya).

Mungkin kasus demi kasus yang bertajuk penodaan agama di Tanah Air belakangan ini bagian dari “Test the water”.

Semoga kasus promo gratis minuman berakohol khusus bagi pemilik nama mulia Muhammad dan Maria ini murni karena tips abnormal marketing atau cara sinting mencari laba.