CIA, Organisasi Teroris
Parlemen Iran, Sabtu (29/9), mengesahkan resolusi yang melabeli Badan Intelijen AS (CIA) sebagai organisasi teroris. Langkah ini merupakan balasan atas keputusan Senat AS, Rabu (26/9), yang menyebut Garda Revolusi Iran sebagai organsasi teroris.
''Tentara penjajah AS dan CIA adalah teroris dan juga penyebar teror,'' demikian pernyataan yang ditandatangani 215 anggota parlemen dalam pembukaan sidang parlemen yang ditayangkan secara langsung oleh stasiun televisi pemerintah.
Parlemen menyatakan, label seperti itu pantas disandang militer dan CIA karena menjatuhkan bom atom atas warga sipil Jepang pada Perang Dunia II, menggunakan amunisi depleted uranium di Afghanistan, Irak, dan Semenanjung Balkan, mendukung pembantaian rakyat Palestina oleh Israel, dan pengeboman, pembantaian dan penyiksaan kepada rakyat Irak. Resolusi itu mendesak Presiden Ahmadinejad memperlakukan militer dan CIA sebagai organisasi teroris.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri, Mohammad Ali Hosseini dalam brifing rutin mingguan, Ahad (30/9) mengatakan, pemerintah sejalan dengan keputusan parlemen. Hosseini juga menyebut langkah Senat AS sebagai sesuatu yang tidak terduga dan memperingatkan hal itu hanya akan mengamcam dan membahayakan perdamaian dan keamanan global. ''Label teroris seperti itu pantas bagi militer dan lembaga keamanan AS,'' kata Hosseini.
Pengamat politik internasional menilai langkah Iran tersebut sebagai langkah simbolis semata dan merupakan bagian dari ketegangan yang terjadi diantara kedua negara. Meski disahkan oleh Mahkamah Konstitusi, resolusi itu tidak akan memberikan dampak signifikan karena Teheran dan Washington tidak mempunyai hubungan diplomatik sejak 1979.
Sejauh ini belum ada reaksi resmi dari AS. Gedung Putih, Sabtu, menolak memberikan komentarnya atas langkah balasan Iran tersebut. Tidak dapat dimungkiri saat ini AS sangat digusarkan oleh sikap Iran. Washington misalnya, menuduh Iran mencampuri urusan dalam negeri Irak, didalamnya termasuk melatih, mendanai, dan mempersenjatai kelompok perlawanan Irak. Washington juga menuduh Iran berusaha memproduksi senjata pemusnah massal dan minggu ini berusaha menjatuhkan sanksi baru yang lebih keras ke Iran.
Sementara itu langkah Senat sendiri, yang menyebut pasukan elit Iran, Garda Revolusi merupakan yang pertama kalinya dilakukan Senat atas entitas negara lain. Resolusi ini mendapat dukungan kelompok bipartisan Senat. Namun sekelompok senator dari partai Demokrat menyatakan kekhawatiran mereka. Mereka khawatir langkah Senat dengan melabeli sebuah organisasi pemerintah sebagai organsisasi teroris akan diartikan sebagai otorisasi Kongres AS bagi pengerahan kekuatan militer ke Iran. Terlebih Gedung Putih selama ini menolak menutup opsi militer terkait dengan isu Iran. ap/afp/lan (Republika, 1 Oktober 2007)