Skip to main content

Di semua situasi selalu menuntut penghormatan dan perlakuan khusus dengan pamer keangkuhan dan kebengisan. Karena lumrahnya perilaku despotik itu, bila salah satu personilnya bersikap santun mendadak viral seolah itu ganjil.

Di jalan raya yang padat bahkan macet dan tak menyisakan ruang, selalu ada yang merasa berhak menekan dan menyuruh dengan kecepatan tinggi dan bunyi sirine keras siapapun, termasuk yang punya keperluan mendesak dan sangat untuk menyingkir dan mengosongkan jalan hingga tak jarang terjadi petgesekan dan tabrakan antar kendaraan yang berebut menepi.

Tak jelas, siapa juragan siapa diberi seragam sebagai pengawalnya, siapa yang mestinya dilindungi, siapa yang mestinya melindungi.

Ketika rakyat diposisikan sebagai lawan bagi institusi kekuatan yang dibangun dari keringat rakyat, demokrasi hanyalah topeng. Ketika represi dijadikan pengganti negosiasi, maka Civil Society hanyalah jargon.

Keberhasilan sebuah pemerintahan tidak diukur dari banyaknya infrastruktur yang dibangun dan maraknya investasi dalam sektor industri yang sebagian mengakibatkan ketimpangan kelas sosial serta mengancam habitat dan budaya lokal. tapi ditentukan oleh tegaknya hak asasi manusia dan tersalurnya aspirasi, betapapun kecil jumlahnya dan meskipun posisinya secara legal dan konstitusional sangat lemah.

Represi, intimidasi dan kekerasan struktural adalah pertunjukan episode sebuah oligarki.