Dulu saya mengenalnya secara sporadis melalui beberapa kali acara pengajian di darat. Setelah itu, saya jarang bertatap muda dengannya. Konon dia sibuk dengan karirnya sebagai ustadz dan spiritualis di kalangan ibu-ibu metopolis.
Penampilan dan gaya bicaranya menjelaskan bahwa dia bukan kelahiran Jakarta. Badannya yang kecil dan wajahnya yang rada sangar merupakan sebuah harmoni yang unik. Di luar tampilan lahiriah itu, mantan wartawan ini memiliki semangat tinggi berdakwah dan menebarkan ilmu dari Nabi dan jejiwa suci dari keluarganya. Meski usianya tidak muda dan mungkin tidak selincah beberapa tahun silam, spirit itu tetap terlihat.
Yang membuatku terkagum adalah kiprah dakwahnya yang mengalami akselerasi tinggi di dunia maya. (Bukan rahasia lagi, galibnya, yang berprofesi sebagai kyai itu gaptek, bahkan kago mengirimkan SMS ). Saat musim ngeblog, dia juga tidak ketinggalan dan terus menerus memperkenalkan blognya sebagai blog dakwah dan spiritualitas. Blog saya juga tidak luput dari serangan-serangan commentnya yang bernada undangan untuk mengunjungi blognya.
Ketika orang-orang mulai kejangkitan FB, ustadz kita yang satu ini juga nongol dengan FB yang isinya juga dakwah dan ajakan-ajakan untuk merapat ke dunia spiritual.
Benar-benar mengagumkan.
Btw, namanya Syamsuri Rifai. Semoga Allah melestarikannya sebagai “cyber-ustadz”.
