DARAH YANG MENGALAHKAN JET TEMPUR

DARAH YANG MENGALAHKAN JET TEMPUR
Photo by Unsplash.com

Banyak orang mengagungkan Israel sebagai negara mahakuat karena Israel terbukti dalam perang 6 hari mengalahkan gabungan TEMPUR antara 3 negara Arab. Padahal faksi Hezbollah, tanpa tentara reguler Lebanon, terbukti mengusirnya dari Lebanon selatan.

Banyak zionis muallaf yang mengerdilkan makna kemenangan Hamas dan faksi-faksi perlawanan Palestina karena beranggapan bahwa Hamas hanya mendapatkan hasil kehancuran banyak bangunan dan infrastruktur serta jumlah korban sipil yang melebihi 200 jiwa.

Padahal gugurnya 200 lebih warga sipil Gaza dan tewasnya 12 orang Israel dalam perang 11 hari mengafirmasi bahwa rudal-rudal Gaza mengenai instalasi militer sesuai rencana, sedangkan serangan jet-jet pembom dan rudal-rudal canggih yang ditembakkan ke Gaza tidak mengenai sasaran sesuai rencana.

Selain kalah secara militer, Israel juga kalah di dunia medsos. Meski media mainstream yang sebagian besar membebek kepada korporasi raksasa media Barat, mengerahkan buzzer, pertempuran jagad medsos dimenangkan oleh para netizen pro Palestina dengan counter secara gencar terhadap narasi para zionis domestik dan orang-orang sok netralis.

Negeri fiktif ini juga mengalami kekalahan psikologis, yaitu kengerian yang menghantui tentara dan para pemukim bahwa perang 11 hari membuktikan bahwa rudal-rudal dari Gaza sewaktu-waktu bisa menghujani mengenai setiap titik di seluruh wilayah yang mustahil bisa ditangkal semuanya oleh Israel. Rencana latihan militer 1 bulan Israel pun bubar.

Perang 11 hari telah mengubah konstelasi dan standar serta opini masyarakat dunia. Wilayah yang terkepung itu mampu membuat industri persenjataan yang merepotkan rezim apartheid yang diagungkan sebagai Amerika di Timteng itu.

'Pedang Quds" membuyarkan persekongkolan rezim-rezim Arab pro zionis yang ingin menanamkan frustrasi dan fatalisme bahwa menyerahkan tanah dirampas adalah opini realitis.

Berkat pameran kebrutalan Israel, masyarakat dunia, apapun agama dan etnisnya yang pro keadilan, sadar bahwa "damai" dengan segerombolan orang yang menganggap setiap Yahudi yang telah dan akan lahir adalah pemilik tanah yang djjanjikan hanyalah tipuan.

Singkatnya, darah para pejuang dan warga sipil sejak okupasi tidaklah sia-sia. Inilah epos "darah yang mengalahkan jet tempur'.

Read more