DARI TRAGEDI KE IRONI

DARI TRAGEDI KE IRONI
Photo by Unsplash.com

Mungkin tak banyak yang mengetahui bahwa tragedi penyerangan dan pengusiran sekelompok warga di sebuah dusun gersang di kecamatan dalam sebuah Kabupaten di Jawa Timur sejak 8 tahun silam karena divonis sesat telah menyita banyak perhatian dan mengakibatkan ribuan problema dengan semua kisah duka dan deritanya bagi pengungsi dan komunitas terutama para tokoh dan aktivis semata-mata karena sekeyakinan yang hidup dalam kepungan, penindasan dan pengabaian.

Mungkin tak banyak yang mengetahui bahwa ada beberapa orang secara personal dan institusional telah menyisihkan kepentingan pribadi dengan menyumbangkan sedikit yang dimilikinya berupa pikiran, tenaga, dana, waktu, karir, perasaan dan lainnya sebagai ekspresi simpati, empati dan solidaritas kemanusiaan, kebangsaan dan keislaman kepada para korban.

Mungkin tak ada yang mengira sebuah masyarakat yang dikenal ramah dan rukun melakukan penganiayaan kolektif yang terencana terhadap sekelompok warga karena divonis sesat oleh fatwa dan arahan beberapa pemuka agama pemegang kartu platinum sorga.

Mungkin tak ada yang menduga usaha-usaha gigih tanpa pamrih dan tanpa lelah demi memperjuangkan hak orang-orang yang terusir dalam menentukan pilihan keyakinan dan kembali ke kampung halaman untuk hidup sebagaimana warga lainnya berakhir dengan ironi.

Kemuliaan sebuah tindakan ditentukan oleh tujuan dan cara, bukan hasilnya. Tak ada yang sia-sia.

Read more