DAVID DAN GOLIATH
Kemarin seorang teman yang biasanya ceria dan kerap menghibur saya dengan humor segar menemui saya dengan kial wajah cemas lalu memohon izin menyampaikan beberapa pertanyaan yang menurutnya sensitif kepada saya. Tentu saya persilakan meski saya tak mesti bisa menjawabnya.
Berikut pertanyaannya :
Apakah janji Allah memenangkan pertempuran dalam banyak Al-Quran adalah nyata dan terlaksana? Tidakkah terbukti sepanjang sejarah para tiran dan pihak yang zalim selalu menang? Bukankah para pengikut kebenaran selalu kalah dan ditindas? Sampai kapan janji kemenangan itu direalisasikan? Apakah pertolongan Tuhan baru datang setelah sebagian besar orang-orang tak berdosa gugur dibantai? Apakah kemenangan akan datang setelah banyak pejuang gugur? Tidakkah kemenangan lebih sulit diraih bila jumlah pejuang berkurang akibat pertempuran tak seimbang? Apa arti pertolongan Tuhan bila datang setelah semua gedung hunian hancur dan ribuan orang gugur dan lainya terluka dan mengungsi?
Pertanyaan yang berat sekaligus banyak ini seolah menambah temperatur 37 derajat udara siang hari itu.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin mewakili pikiran banyak orang yang cemas melihat berita-berita seputar penyerangan tak henti terhadap Gaza dan Lebanon yang mengakibatkan ribuan orang gugur dan terluka, jutaan manusia mengungsi dan hancurnya infrastruktur dan runtuhnya ekonomi.
Jawaban 1 :
Sebagian besar orang membatasi pengertian dalam terma hukum alam hanya pada hukum materi karena memahami alam sebagai hukum fisika dalam sains atau hukum materi dalam filsafat (metafisika). Setelah membatasi pengertian hukum alam pada materi, sebagian besar orang menganggap hukum alam sebagai sinonim atau semakna dengan hukum kausalitas.
David Hume menolak adanya hukum kausalitas demi menghindari konsekuensi niscaya keterjadian yang non empiris. Sebagian teolog dan pemikir Muslim dari arus utama, termasuk Al-Ghazali dilaporkan menolak kausalitas karena mengira afirmasi terhadap kausalitas berujung negasi terhadap mukjizat.
Pandangan dunia materialisme dan pandangan dunia anti materialisme (Ketuhanan) memberikan dua pengertian yang berlainan tentang menang dan kalah.
Dalam pandangan transendentalisme, kemenangan dan kekalahan dalam pertempuran tak ditetapkan berdasarkan hitungan statistik angka kematian dan sebagainya.
Dalam pendekatan saintifik, andaikan kekuatan militer Israel dan Iran merata, maka penentu kemenangannya bukankah senjata.
Dalam lomba balap mobil formula 1 semua mobil yang disertakan sama rata dalam kualitas mesin dan kecepatan karena balap dilakukan dalam kelas yang sama. Penentu kemenangan dan parameter kekalahan bukanlah mesin kendaraan yang sama dalam kecanggihan.
Andai berbeda kualitas, tak perlu ditandingkan karena berbeda kelas. Singkatnya, aneka mobil dari bermacam merek itu bukanlah penentu kemenangan dan yang berhak mendapatkan tropi pemenang bukanlah perusahaan mobil yang menjadi sponsornya.
Lalu apa penentuan kemenangan? Bukan apa, tapi siapa. Individu adalah penentu. Inti dari individu adalah jiwa. Di dalamnya terdapat fitur-fitur metafisik berupa ketenangan, kehendak, kecermatan, pengetahuan dan sebagainya.
Jawaban 2 :
Andaikan kemenangan hanya ditentukan oleh keunggulan materi berupa senjata dan teknologi, pasukan dengan senjata yang lebih sedikit dan sederhana pun bisa menang, karena keunggulan tak meniscayakan kemenangan.
Dalam konteks pendekatan saintifik, bisa dipastikan Israel adalah pihak yang lebih unggul dalam peralatan senjata dan teknologi karena mendapatkan dukungan penuh dan multidimensi dari AS, Barat dan seluruh sekutunya di dunia. Secara statistik. Iran, meskipun terus mengembangkan kemampuan persenjataannya, tidaklah unggul. Tapi keunggulan dalam peralatan senjata dan informasi bukanlah penentu kemenangan.
Anda mungkin sering atau pernah melihat mobil pick up bermerek L300 produksi tahun 2000-an melintas di jalan raya atau tol dengan kecepatan luar biasa dan dalam tempo kilatan meninggalkan mobil-mobil muda dengan mesin yang lebih canggih dan kecepatan yang lebih tinggi di belakangnya karena memuat cabai yang harus sampai di pasar pagi kurang dari 7 jam untuk dijual sebelum mencair dan membusuk.
Meski unggul dalam peralatan senjata penyerangan seperti ratusan pesawat tempur super canggih F35, tank mirkava jumlah besar senjata pertananan udara iron dome, david sling, Israel tanpa tentara yang rindu kesyahidan takkan mampu mengalahkan puluhan ribu petarung militer yang menjadi penuntut balas darah SHN di Lebanon dan ribuan pejuang yang bertekad menjadi Sinwar.
Dalam Al-Quran Allah menegaskan bahwa yang unggul secara statistik bisa dikalahkan oleh yang unggul secara profetik. "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh.." (QS. Al-Anfal : 65).
Dulu saat masih bocah saya dan teman-teman sebaya memulai permainan berkelompok dengan sebuah undian untuk memilih posisi melalui suit jari. Bila jari jempol bertemu dengan jari kelingking maka pemenang yang berhak memilih lebih dulu posisi sebagai preferensinya, karena jari kelingking yang kecil disimbolkan sebagai semut yang mengalahkan gajah yang disimbolkan dengan jari jempol atau ibu jari. Dalam mitos bocah-bocah itu, gajah tersungkur dan dikalahkan oleh semut memasuki lubang telinga hewan terbesar itu.
Kemenangan pasukan kecil dengan senjata ala kadarnya atas pasukan besar dan kuat bukanlah sesuatu yang mustahil dalam realitas, seperti David yang mengalahkan Goliath.
Jawaban 3 :
Janji Tuhan tentang kemenangan tak mungkin bertentangan dengan sistem proses keterjadian. Kemenangan hanya terjadi bila syarat-syarat niscayanya terpenuhi. Allah menegaskan bahwa hukum-Nya atas alam ciptaan takkan berubah.
Hukum tertinggi dan utama dengan cakupan terluas adalah hukum eksistensi karena mencakup segala sesuatu yang ada, termasuk Tuhan dan selain Tuhan. Ini bisa disebut dengan hukum ontologi.
Level setelahnya adalah hukum keterjadian yang berlaku atas setiap makhluk atau segala sesuatu selain Tuhan .
Dalam kitab suci Al-Quran hukum kausalitas dan hukum takwini ini disebut Sunnatullah -menurut banyak mufassir. Ini mungkin bisa juga disebut hukum kosmologi bila makna kosmos diekspansi meliputi apapun yang bukan Tuhan.
Hukum takwini berlaku dalam tiga kelompok peristiwa: 1) yang terjadi tanpa peran kehendak dan tindakan manusia; 3) yang terjadi karena beberapa sebab, termasuk kehendak sebagai salah satu sebab; yang terjadi karena kehendak manusia sebagai sebab utama. Inilah lazim disebut perbuatan-perbuatan manusia.
Salah satu janji kemenangan tertera dalam firmannya, "Jika kamu memberikan pertolongan kepada Allah, maka Dia akan memberikan pertolongan kepadamu, dan Dia akan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad: 7)
Ayat ini juga menekankan pentingnya ketaatan, kesabaran, dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam menegakkan kebenaran. Dengan menjalankan perintah Allah dan mengikuti ajaran-Nya, kita akan mendapatkan pertolongan dan dukungan-Nya.
Meski Allah maha kuasa atas apapun, Ia menetapkan proses dan kausalitas sebagai sistem permanen tanpa pengecualian. Semua firman Tuhan tentang ciptaan-Nya berada dalam sistem yang Ia tetapkan. Artinya, janji Allah pasti terpenuhi dengan catatan "syarat dan ketentuan berlaku."