Demokratis Tanpa Gembor-Gembor Demokrasi
Jumat kemarin (14/03), jutaan rakyat Iran berbondong-bondong memenuhi pusat-pusat pemungutan suara di berbagai sudut negeri. Mereka datang untuk memilih para wakil rakyatnya. Republik Islam Iran memang sedang menggelar pemilu Dewan Syura atau Parlemen Islam. Rakyat Iran kini tengah memilih 290 anggota parlemen dari sekitar 4500 calon legislatif.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Al-Udzma Sayed Ali Khamenei, saat datang memberikan suaranya di salah satu tempat pemungutan suara di Tehran, menyatakan bahwa partisipasi rakyat dalam pemilu merupakan tonggak yang penting dan menentukan. Rahbar juga berpesan kepada rakyat Iran untuk menggunakan haknya dalam pemilu. Peran serta luas rakyat Iran di pemilu selalu diiringi dengan semangat dan kesadaran politik yang tingggi. Mereka memandang partisipasinya dalam pemilu merupakan upaya untuk membela dan menentukan masa depan negara. Karena itu, partisipasi luas rakyat Iran dalam pemilu selalu membuat jengkel dan gusar musuh-musuhnya. Namun sebaliknya, hal itu justru merupakan sumber kebanggaan dan kemuliaan bagi rakyat negara ini.
Seperti, pemilu-pemilu yang lalu, pemilu parlemen kali ini pun digelar di tengah-tengah serbuan propaganda miring media-media Barat yang berusaha memprovokasi rakyat Iran untuk memboikot pemilu. Tidak cukup itu saja, media-media Barat bahkan berupaya menampilkan pemilu di Iran sebagai sandiwara demokrasi belaka. Jelas, misi mereka hanya bertujuan mencoreng prestasi demokrasi Islam yang berhasil ditorehkan Iran di mata publik internasional. Namun demikian, peran aktif rakyat Iran di kancah pemilu justru membuat propaganda tersebut gagal. Sejak beberapa bulan lalu, media-media Barat telah menjadikan isu pemilu parlemen Iran sebagai wacana perdebatan dan bahan propaganda. Kini mereka tengah menyaksikan langsung partisipasi luas jutaan rakyat Iran di tempat-tempat pemungutan suara.
Moment ini merupakan ujian langsung bagi dunia pers internasional untuk menimbang independensinya dalam meliput pemilu di Iran. Sebelum ini, media-media Barat berusaha mengesankan dinginnya persaingan politik di Iran. Namun lagi-lagi, realitas selalu mengandaskan propaganda gelap media-media Barat soal Iran. Seperti yang ditegaskan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi, Ayatollah Ali Khamenei, rakyat Iran senantiasa peduli dengan masa depan bangsanya, karena itu mereka senantiasa aktif mengikuti setiap ajang pemilu. Rahbar dalam pidato akhirnya baru-baru ini, menegaskan, “Mereka yang mengaku sebagai pejuang demokrasi, kini justru secara terang-terangan memusuhi demokrasi dan pemilu di Iran. Sebab, mereka tahu bahwa demokrasi Islam merupakan faktor pencipta kekuatan dan kemajuan bangsa Iran. Kali ini, rakyat Iran, seperti di peristiwa-peristiwa penting lainnya pasca Revolusi, dengan penuh kesadaran hadir di pentas pemilu. Mereka hadir untuk membela nilai-nilai revolusi Islam, dan kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri.”[infosyiah]