Desmond Tutu: Wilders Menghina Seluruh Agama
Penyamaan anggota parlemen Belanda Geert Wilders antara al-Quran dengan Mein Kampf sangatlah ofensif dan menunjukkan kebodohan yang teramat dalam tentang Islam. Wilder kini telah memproduksi sebuah film di mana ia menyebarkan pandangan-pandangan kebenciannya secara lebih luas.
Misinterpretasi Wilders terhadap nilai fundamental Islam adalah serangan tidak hanya kepada Muslim. Kami, sebagai Kristen, juga merasa tersinggung karenanya. Karena dengan menyerang Islam sebagai suatu agama, ia sesungguhnya juga menyerang mereka yang berbagi ajaran-ajaran universal dari semua agama: penghormatan terhadap yang lain, kesetiakawanan, dan kemanusiaan.
Reaksi yang paling sesuai terhadap segala tuduhan sesat Wilders adalah dengan semata mengabaikan semua itu. Mengingat semua itu tidak berisi usaha yang genuine kepada pencarian kebenaran dan tidak menunjukkan niat yang tulus dalam memahami Islam, maka tanggapan terbaik seharusnya adalah sebuah “kesunyian yang bergema”.
Bagaimanapun, terdapat beberapa alasan mengapa kita tidak boleh mengabaikan pandangan Tuan Wilders terhadap al-Quran. Untuk satu hal, semua itu secara sinis dirancang untuk menyerang dan mendorong terjadinya suatu kesalahpahaman di antara komunitas-komunitas. Melibatkan diri dengan suatu ajaran keimanan untuk mendapatkan suatu pemahaman yang lebih baik tentangnya adalah satu hal; tetapi menyerang suatu kepercayaan dengan membuat tuduhan-tuduhan liar tentangnya adalah hal lain yang sungguh berbeda.
Saya terutama sekali sangat khawatir terhadap klaimnya bahwa film itu secara meyakinkan akan melukiskan al-Quran sebagai sebuah teks yang menghasilkan kekerasan, kekejaman, dan kebencian di dunia. Distorsi kebenaran seperti itu bukan hanya tidak tulus; tetapi juga berbahaya.
Sungguh, bukankah dengan menimbulkan kebencian terhadap al-Quran, Wilders juga berniat untuk menghasilkan permusuhan terhadap mereka yang meyakini al-Quran sebagai sesuatu yang sakral? Dengan mencemooh Islam sebagai suatu agama, bukankah Wilders justru bertujuan untuk menciptakan antagonisme terhadap Muslim sebagai sebuah komunitas?
Mencari pengetahuan tentang suatu agama adalah sebuah upaya yang sah; tetapi memprovokasi kekerasan dan menghembus api kebencian adalah ilegal. Pandangan Tuan Wilders tentang Islam dan al-Quran bersifat menyerang bukan hanya karena melecehkan hak kemerdekaan berbicara, tetapi juga karena melecehkan suatu iman dan mereka yang memeluk iman itu. Mereka bukan mengajukan pertanyaan atau menghadirkan suatu dialog yang konstruktif, tetapi semata ingin menimbulkan reaksi-reaksi kekerasan dari para ekstrimis dari semua sisi.
Bersama-sama, kita perlu menentang setiap upaya memfitnah setiap iman atau agama. Sebagai gantinya, kita harus terlibat dalam dialog yang tulus dan membangun untuk bisa memahami secara lebih baik kepercayaan satu sama lain. Melalui proses itu, kita mungkin akan menemukan bahwa jauh lebih banyak kesamaan yang mempersatukan kita dibanding yang memisahkan kita.
Uskup Desmond Tutu adalah mantan uskup Gereja Anglican Afrika Selatan di Cape Town Peraih Nobel Perdamaian (Artikel ini mula-mula dimuat dalam harian berbahasa Inggris Asharq al-Awsat, 3 April 2008. diterjemahkan oleh irman abdurrahman dan ditampilkan di www.icc-jakarta.com)