"DETEKTIF SWASTA"

"DETEKTIF SWASTA"
Photo by Unsplash.com

Detektif adalah sebutan bagi seseorang yang melakukan penyelidikan terhadap suatu kejahatan, baik sebagai detektif polisi yang resmi maupun sebagai detektif swasta (partikelir).

Dalam pengertian umum detektif swasta biasanya bekerja secara komersial dan memerlukan lisensi.

Tapi "detektif swasta" kadang bisa diplesetkan untuk pasangan posesif dan paranoid yang disiksa oleh cemburu buta dan rasa inscure (tidak aman). Tentu, tak semua cemburu selalu buta dan negatif.

Alih-alih mengevaluasi dan mengoreksi diri dengan mengubah beberapa hal yang negatif, pengidap cemburu buta malah kerap menyalahkan pasangan. Tak jarang dia melantik diri sendiri sebagai pengawas, penguasa dan pemilik tunggal pasangannya yang justru mesti jadi pemimpin dalam institusi keluarga. Inilah "detektif swasta" versi plesetan.

Bila pasangannya mengambil posisi defensif dan mengalah, biasanya dia meningkatkan pengawasan dalam segala gerak bahkan aktivitas profesional pasangannya di luar rumah. Dia juga akan melakukan investigasi demi menihilkan eksistensi pasangan dan menyukseskan agenda kudeta.

"Playing detective" adalah pola perilaku kompulsif sebagai akibat dorongan cemburu berlebihan yang lebih mirip halusinasi. Inilah yang dalam psikologi disebut sindrom Othello. Cemburu buta sendiri bersumber dari akibat trauma atau kehilangan percaya diri, rendahnya kemandirian mental.

Kecemburuan umumnya ditandai sebagai reaksi emosional negatif yang muncul saat seseorang kehilangan (atau takut kehilangan) hubungan yang berharga karena ancaman saingan, baik bersifat nonfiktif maupun imajinatif.

Saat rasa cemburu muncul, keadaan ini akan mengaktifkan beberapa area otak. Antara lain adalah area yang sama dalam memproses rasa sakit fisik, area yang mengatur emosi (korteks frontal kiri), dan area sistem dopamin yang berperan dalam membentuk emosi. Reaksi fisiologis inilah yang dapat membuat orang cemburu menjadi lebih sensitif dan posesif. Alhasil, sikap tersebut bisa meningkatkan stres tubuh yang berdampak pada kondisi fisik (tekanan darah dan denyut jantung meningkat) dan psikis (gangguan tidur, nafsu makan, hingga depresi).

Sebuah studi bahkan menyebutkan bahwa rasa cemburu bisa memengaruhi indera penglihatan seseorang. Semakin besar rasa cemburunya, maka semakin sulit seseorang untuk melihat objek dengan detail. Itu sebabnya para ahli menyarankan agar seseorang yang cemburu mengendalikan perasaannya terlebih dahulu sebelum beraktivitas, terutama saat mengemudi.

Cemburu patologis terutama mengacu ke kondisi irasional yang mendorong pengidapnya melakukan apapun karena membuat definisi serampangan tentang ketidaksetiaan.

Dalam literatur Islam disebutkan bahwa kecemburuan yang disukai Allah ialah cemburu dalam perkara yang mencurigakan, sedangkan cemburu yang dibenci Allah ialah cemburu dalam perkara yang tidak mencurigakan.

Cara terbaik bagi pihak yang menjadi target dan objek memutus rangkaian kegilaan yang sangat berbahaya bagi mental keluarga ini bukan

mengulang klarifikasi setiap kali terjadi konflik karena hal itu hanya menguras energi dan mengikis rasa cinta yang tersisa karena amarah yang terus berkobar.

Pasangan yang menjadi objek kecemburuan perlu mengambil keputusan radikal dengan memberikan warning dan mengungkapkan ketidaknyamanan yang bisa melenyapkan cinta yang telah dibangun. Meski terasa berat, ini perlu dilakukan segera sebelum api kecemburuan yang tak wajar ini mengakibatkan korosi mental keduanya juga anak-anak mereka.

Bila komunikasi terbuka dan dewasa ini tidak membuahkan hasil positif, mungkin perlu menghadirkan pihak ketiga yang kredibel dan terpercaya serta netral sebagai penengah, konsultan juga juri atau hakim.

Bila usaha ini tidak mampu menciptakan stabilitas, mungkin pisah sementara demi menghindari konflik yang lebih besar dan memberi kesempatan untuk merenung perlu dijadikan opsi.

Read more