DILEMA IRAN

DILEMA IRAN
Photo by Unsplash.com

Menjaga stabilitas negara juga kepentingan rakyat dan mempertahankan nilai-nilai ideologi yang mengharuskan resistensi terhadap okupasi Israel adalah dua hal yang secara realistis bersifat dilematis dan dikotomis dalam konteks dunia modern yang berada dalam kendali hegemoni sentra dominasi imperalisme AS.

Dilema ini tercermin dalam dua haluan yang secara politik direpresentasi oleh pandangan Imam Khamenei dan kebijakan politik Khatami yang dilanjutkan oleh Rouhani.

Sejak Imam Khomeini memimpin revolusi yang meruntuhkan monarki berusia 1000 tahun dan menyerahkan kepada rakyat hak menentukan sistem negara melalui referendum, Iran menghadapi 1001 tekanan politik, ekonomi, militer, budaya dan media.

AS sejak Carter hingga Trump telah melakukan berbagai macam cara untuk menundukkan Iran dan memastikan Dunia Ketiga, terutama Dunia Islam dan lebih terutama Timur Tengah berada dalam sistem pengendaliannya. Namun, Barat yang berpengalaman dalam kolonoalisme klasik di dunia Islam tak punya referensi yang memadai tentang Iran yang berbeda secara teologis dan kultur dengan kebanyakan negara dan masyarakat Muslim pada galibnya.

AS yang mengambil alih peran penguasa jagad dari Inggris dan Eropa mengira Islam hanyalah Arab Saudi dan masyarakat Muslim di Asia dan Afrika yang mengikutinya. Dengan bekal itu, AS memperlakukan Iran dengan metode standar alias copas. Akibatnya, Iran yang menurut kalkulasi para pakar intelejen dan analis di Gedung Putih, Pentagon, markas CIA dan pusat-pusat riset di banyak perguruan tinggi terkemuka akan berakhir dalam hitungan bulan sejak mengalami embargo justru bertahan, bahkan menguat dan menjadi kekuatan baru.

Berkat kegigihan dan konsistensinya melawan hegemoni AS yang didukung rezim-rezim hipokrit Arab Saudi dan sekutunya, Iran berhasil merentangkan pengaruh di Irak, Suriah, Lebanon juga Gaza dan membentuk blok baru yang lazim disebut Poros Resistensi.

Jelang usia 40 tahun republlik yang dibangun dengan kontrak sosial dalam sebuah referendum ini menghadapi tekanan eksternal dan internal terberat.

Read more