DOKTRIN KETUHANAN DAN FILSAFAT KETUHANAN

Filsafat teoretis, menurut klasifikasi Aristoteles, mencakup tiga bagian: fisika, matematika, dan teologi. Teologi atau filsafat pertama - yang kemudian disebut filsafat - adalah ilmu yang mencari eksistensi sebagai eksistensi, dan dari sini menjadi asal dan dasar bagi semua ilmu lainnya.
Lainnya.
Teologi (ilahiyat) merupakan tema utama Kebijakan Pertama atau Sofia Prima atau Sienta Sacra yang kini disebut Metafisika. Yaitu salah satu cabang filsafat teoritis, meliputi pembahasan umum tentang eksistensi dan pembahasan tentang Tuhan.
Teologi atau ilahiyat atau metafisika terbagi dalam dua bidang umum dan bidang khusus. Metafisika umum atau filosofia prima adalah bidang pengetahuan yang menyelidiki eksistensi dan noneksistensi, dan hukum-hukum tentang realitas, dan tiga substansi: eksistensi, kemungkinan dan ketidakmungkinan, keabadian dan ketak-abadian (kebermulaan), sebab dan akibat, dan isu lainnya tentang hukum-hukum eksistensi sebagaimana adanya, yakni tentang eksistensi absolut.
Sedangkan teologi dalam pengertian yang lebih khusus atau metafisika khusus merupakan cabang atau turunan aplikatif metafisika umum yang menyelidiki ekistensi Tuhan dan alam non material.
Beberapa karya filsafat telah membatasi pengertian ilahiyat atau teologi pada tema seputar eksistensi Tuhan semata. Bahkan akhirnya sebagian besar ulama Islam tidak lagi membahs eksistensi Tuhan namun memfokuskan ilahiyat atau teologi pada tema seputar zat dan sifat-sifat Tuhan. Inilah yang kini dikenal dengan teologi Islam atau Kalam.
Kajian teologi dalam arti khusus - untuk membedakannya dengan teologi dalam arti luas - merupakan salah satu kajian pokok dalam teologi Islam. Telah terjadi perdebatan dan perbedaan pendapat di kalangan para teolog tentang masalah eksistensi Tuhan Yang Maha Esa, sifat-sifat-Nya, dan Tindakan-tindakanNya.
Kadang Istilah teologi dalam filsafat Islam kadang-kadang digunakan adalah Ilahiyat dalam arti umum, dan mencakup semua pembahasan tentang filsafat metafisika. Kadang teologi digunakan dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu keberadaan Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan tindakan-tindakan-Nya.
Dalam teologi dalam arti yang paling spesifik, di mana ia membahas lima prinsip (Usuluddin) dalam Syiah dan enam prinsip (Arkanul-iman) dalam Sunni (Asyariah).
Karena para filsuf Peripatetik dan Iluminasionis telah meneliti teologi umum secara rinci dan komprehensif, bahkan Mulla Sadra mengabdikan tiga bagian dari bukunya “Al-Asfar” untuk tema ini, para teolog Syiah memfokuskan penelitian pada tema lanjutannya, yaitu teologi khusus.
Karena sains modern yang menyelidiki alam dan hukum-hukumnya telah menggugurkan banyak asumsi ilmiah dalam astronomi dan kosmologi kuno, teologi khusus dibatasi pada eksistensi Tuhan dan tema-tema rinciannya; zat, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya juga Otoritas Tuhan dan Kebangkitan.