Skip to main content

Dua Menteri Silang Pendapat soal Syiah di Malaysia

By December 21, 2010No Comments

Menurut Kantor Berita ABNA, Menteri di Jabatan Perdana Menteri Datuk Seri Jamil Khir Baharom berkata, Malaysia tetap menghormati dan menghargai ajaran Syiah yang diamalkan di negara lain. Meskipun begitu beliau berkata kerajaan Malaysia tetap mengharamkan pemahaman Syiah diamalkan di Malaysia karena bertentangan dengan ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah yang menjadi mazhab mayoritas di negara tersebut.

 

Datuk Seri Jamil berkata, "Jika ada dua mazhab di negara ini besar kemungkinan akan terjadi  pertumpahan darah karena masyarakat Islam berbeda pendapat seperti yang terjadi di Pakistan dan Irak.”

 

"Kita tidak membatasi dan melarang masyarakat di negara ini mengamalkan ajaran Syiah namun kerajaan tetap tidak membenarkan penyebaran ajaran Syiah di negara ini karena ada beberapa perbedaan pandangan yang bisa saja merusak keharmonian umat Islam di negara ini", katanya kepada wartawan di Yan, Kedah Darulaman.

 

Pernyataan beliau ternyata bertentangan dengan satu artikel Berita Harian yang lain di mana Menteri Dalam Negeri, Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengakui pemahaman Syiah belum sampai tahap menimbulkan ancaman keselamatan negara.

 

“Dari sisi adanya perbedaan pemahaman, kita meminta  Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dan segala pihak yang bertanggungjawab memantaunya, namun dari sisi politik, pemahaman ini tidak menimbulkan ancaman yang mesti dirisaukan", kata Datuk Seri Hishammudin.

 

Anehnya pengikut Syiah Imamiyah sampai saat ini meski secara besar-besaran diberitakan di berbagai media sebagai ajaran sesat belum pernah mendapat pemanggilan menghadiri sesi pemulihan akidah sebagaimana yang berlaku pada aliran-aliran sesat lainnya di Malaysia.

 

Ajaran Syiah Imamiyah yang diamalkan oleh komunitas Hauzah Imam Ridha (as) di Sri Gombak menekankan aspek-aspek perpaduan umat Islam dan negara Iran sendiri sering mengadakan seminar dan pertemuan yang membahsa Pendekatan Antara Mazhab setiap tahun dan presiden Partai Islam Malaysia (PAS) menjadi wakil Malaysia dalam pertemuan-pertemuan tersebut. (abna)</span>