Skip to main content

Duel Comment dan Tanggapan Saya Seputar “Alkisut”

By February 2, 20099 Comments

Rupanya posting Alkisut telah menimbulkan pro dan kontra, sebagaimana saya telah perkirakan sebelumnya. Terus terang, awalnya saya ragu-ragu untuk memajangnya di blog ini. Tapi, banyak teman yang sangat mendesak saya untuk memasukkannya. Ternyata benar. Banyak komentar masuk. Dan seperti biasa, saya tidak banyak memberikan tanggapan.

Tapi di antara sekian komentar, ada komentar istimewa (dari nama maya “abadal abidin”). Saking istimewanya  komentar-komentar tersebut,  dan karena saya yakin ditulis dengan niat tulus,  saya pun keluar dari kebiasaan, menanggapinya. Berikut duel komentar versus tanggapannya:

Salam,

Menurut saya, kalau kita tidak cocok dengan isi majalah tersebut. kenapa tidak isinya saja yang kita “serang”?! kenapa harus diikut-sertakan budaya surban dan celak, yang itu adalah Sunnah (kalau pengikut Imamiyah tidak mengakuinya, biarlah madzhab lain yang mengakuinya). Sering kali saya dengar cacian ikhwan kita terhadap kaum bersurban ini. mereka mengatakan “Yang penting kelakuannya, bukan pakaiannya”. tapi menurut saya “Kalau pakaian yang bisa dibeli saja tidak bisa kita tiru dari Nabi, apa mungkin akhlaqnya kita adopsi?”.

Alhasil, saya pikir tidak perlu men-generalisasi vonis kita terhadap semua orang hanya karena segelintir orang yang menggunakan pakaian Nabi dengan tujuan yang tidak baik.

Wallahu a’lam wal ‘afwu minkum

ML: Mungkin penulisnya tidak bermaksud mencela simbol-simbol, tapi mengecam orang-orang yang mengeksploitasi simbol-simbol itu. Terbukti, alksiut juga mencela orang-orang bersorban dari mazhab lain. Mazhab apapun tidak mecela sorban dan simbol-simbol agama.

Maka bersorak sorai lah para pendamba kebencian..di bagian yg lain para pemuja kedamaian bermuram durja gundah gulana,,, akhirnya kebencianlah yg tampil sebgai pemenang.. Si damai pulang dg kepala tertunduk….. Polemik para ‘kabib’ ini seperti hamas dan fatah versi indonesia..sepertinya sejarah selalu dan melulu mewarisi konflik tak berkesudahan dlm rumah yg kta sebut islam,yg dlm kitab yg di jdikan panutan umatnya Rahmatan lil Alamiin.jgn pernah berharap akn ada damai kalau mash ada kebencian di antara kta walaupun kebencian itu hnya setitik debu. Hamas=perlawanan fatah=perundingan.kpn palestina akan berhenti meratapi nasibnya sendiri? Allah A’lam

ML: Ini bukan antar habib. Ini polemik antara muslim yang dikafirkan dan muslim yang mengkafirkan. Pake nyebut Hamas and Fatah segala! Kejauhan! Ini bukan antar kabib. Lain, kalo mau kasih comment kritis, baca dulu artikelnya… salam

Ustadz labib yg sangat baik hatinya:rasanya sya bkn level yg pas buat antum untk berpolemik sya org biasa yg bru belajar memahami suatu masalah dg se obyektif mungkin,sya adlh salah 1 diantara ribuan penggemar antum.naluri menulis antum seperti mata pedang zulfikar,tajam menyilaukan dan membunuh..bahkan pemilihan topik alkisut menandakan antum jeli melihat selera pembaca.buktinya alkisut menjdi hot topik .dan yg pling bnyk meninggalkan komentar.tpi sayang ketika menulis artikel alkisut,sya bsa membaca ada sedikit guratan emosi di ujung pena itu.antum terlalu keras menyerang figur2 yg bersurban itu.pdahal blm tentu mrk semua itu adalah tersangka yg kta sangkakan kejelekan pda diri mrka.kanjeng nabi kan asyiddaau alal kufar ruhamaa bainahum..

ML:Terimakasih telah memberikan comment kritis. Tapi posting bertajuk Alkisut masuk ke blog ini, demi Allah, tidak untuk mendongkrak jumlah pengunjung. Saya telah melewati masa puber hits, karena blog ini dibuat tidak untuk memenuhi selera orang, tapi semata-mata karena idealisme. Tentang posting Alkisut, demi Allah lagi, tidak ada di baliknya tujuan menyerang figur Habib atau siapapun. Mohon anda kasihani saya dengan tidak terus-menerus mengalihkan persoalannya pada figur apalagi generalisasi. Sama sekali tidak. Yakinlah, pengelola blog ini juga kapan saja bisa mengerek bendera “habib” sebagaimana banyak yang bisa berbuat itu. Alkisut ditulis oleh seseorang yang merasa akidah yang dibangun dalam dirinya dan tokoh-tokoh yang sangat dihormatinya, telah dihina dan dizalimi secara sadis dan biadab. Mohon anda sedikit berempati. Sekali lagi tidak ada rencana kemarin dan besok untuk menjelekkan habib, kyai atau siapapun. Mohon maaf atas tanggapan ini