Ehud Barak, Menteri Perang Israel, dalam konferensi pers, yang disiarkan secara live oleh televisi Aljazeera menegaskan sikap pemerintahnya terkait dengan krisis Gaza dan isu Palestina serta pemilihan umum di negerinya.
Dalam konferensi pers itu, Barak mengklaim negara memiliki moralitas tinggi sehingga tidak sudi dijejali pelajaran etika oleh siapapun, termasuk Spanyol. Perlu diketahui, pengadilan Spanyol beberapa hari lalu menetapkan para pemimpin Israel sebagai kriminal dan penjahat perang karena pembunuhan massal atas warga sipil.
Dalam konferensi itu, Barak mengatakan bahwa Israel telah memberikan pukulan telak atas Hamas dalam agresi ke Gaza. “Kami tidak akan segan untuk mengulanginya bila keadaan mendesak,” gertaknya. Menurutnya, pembebasan tawanan Gelad Shalit menjadi tujuan utama Israel betapapun mengakibatkan banyak korban sipil, yang menurutnya, dijadikan sebagai perisai oleh Hamas.
Barak juga mengemis Amerika agar melakukan penekanan terhadap Iran yang dianggapnya sebagai ancaman serius terhadap Israel dengan program nuklirnya dan dukungannya atas Hamas dan Hezbollah di Lebanon. “Bila usaha-usaha diplomatik dan sanksi berat tidak juga mampu menekan Iran, maka semua opsi terbuka. Karena itu, mesti ada tenggat waktu bagi upaya diplomatik Pemerintah Amerika Serikat terhadap ambisi militer nuklir Iran, “ katanya.
Setelah mengecam Iran, Hamas dan Hezbollah, Barak secara terbuka memuji Arab Saudi dan rezim-rezim Arab yang menurutnya sebagai pihak moderat yang diharapkan mampu mengatasi krisis Israel – Palestina.