Direktur International Atomic Energy Agency (IAEA), pada Minggu (28/10), menegaskan bahwa dia tidak mempunyai bukti bahwa Iran sedang membangun persenjataan nuklir dan menuduh para pemimpin Amerika Serika (AS) tengah “bermain api” dengan retorika-retorika perangnya baru-baru ini.
“Saya tidak menerima informasi apa pun yang menyatakan bahwa ada sebuah program senjata nuklir yang konkret sedang berlangsung di sana saat ini.” Mohamed ElBaradei seperti dikutip CNN.
“Bahkan jika Iran memang sedang membangun persenjataan nuklir…setidaknya beberapa tahun lagi dari memiliki satu bom atom,” tambahnya seraya mengutip analisis para pejabat AS sendiri.
“Pada tahapan ini, kita membutuhkan sebuah diplomasi yang kreatif…karena saya tidak melihat solusi lain selain diplomasi dan pengawasan,” katanya.
Sebelumnya, Gedung Putih menolak adanya kesamaan antara retorika mengenai Iran dengan situasi menjelang invasi ke Iran.
“Kami memang tidak pernah menanggalkan opsi militer tetapi upaya diplomatik adalah yang kami inginkan ke depannya,” ujar Tony Fratto, jurubicara Gedung Putih seraya menyatakan adalah “tidak bijaksana” untuk mengeluarkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer dalam kaitan dengan Iran.
Pernyataan Gedung Putih ini dirilis setelah Presiden AS George W. Bush dan Wapres Dick Cheney dengan tajamnya meningkatkan tensi retorika mereka terhadap Iran, sehingga beberapa pengamat melihat adanya kesamaan situasi sekarang dengan eskalasi pernyataan verbal para pejabat AS menjelang invasi ke Irak pada akhir 2002.
Sementara itu, Menhan Prancis Herve Morin mengatakan bahwa Arab Saudi dan Prancis saling berbagi kekhawatiran yang sama atas program nuklir Iran.
“Terdapat kesamaan pandangan yang besar (antara Prancis dengan Arab Saudi) mengenai beberapa isu, termasuk persoalan Iran dan Lebanon,” katanya kepada AFP setelah mengadakan pembicaraan dengan Raja Saudi, Abdullah.
Morin menegaskan bahwa pihaknya siap untuk “meningkatkan tekanan kepada Iran untuk kembali menegosiasikan program nuklirnya.”
Dalam beberapa bulan terakhir, Bush meramalkan akan terjadinya “holocaus nuklir” dan “Perang Dunia III” jika Iran dibiarkan memiliki senjata nuklir sementara Cheney memperingatkan akan terjadinya “konsekuensi-konsekuensi yang serius” bagi Iran jika Republik Islam itu terus menolak tunduk kepada tuntutan Barat untuk membekukan pengayaan uraniumnya.
ElBaradei mengatakan jika AS memiliki informasi yang lebih banyak daripada yang diperoleh IAEA, maka “saya akan sangat senang menerimanya dan menindaklanjutinya.”
ElBaradei juga mengatakan melemparkan pernyataan-pernyataan provokatif seperti tersebut tidak akan menyelesaikan kasus nuklir Iran.
Bagi ElBaradei, inilah saatnya “untuk menghentikan propaganda dan hiperbola mengenai isu Iran,” seraya memperingatkan bahwa serangan militer hanya akan memicu sebuah “nyala api” global.
Enam negara kuat yang terlibat dalam pembahasan mengenai program nuklir Iran akan bertemu di Eropa pada awal November untuk mendiskusikan penguatan sanksi PBB atas Tehran, demikian dinyatakan jurubicara Deplu AS, Sean McCormack pada Jumat (26/10).[icc-jakarta/irm/The Daily Star; CNN; AFP]