ELEKTRONISME DAN PERGESERAN NILAI
Sejak smartphone mengkudeta desktop, laptop dan tablet dalam teknologi komunikasi, terutama sejak ibu-ibu penjual sayur dan tongkol di pasar tradisional sudah berlangganan paket data, kemampuan menulis, broadcast, share dan comment hampir semua orang mengalami revolusi dan mengubah prilaku, perspektif, gaya hidup bahkan paradigma nilai.
Definisi segala hal berubah. Esensi tak sepenting pengaruhnya. Pengaruh ditentukan oleh luas dan sempitnya area sebarannya. Makin banyak yang membincangkan sebuah isu. makin menguat urgensi dan kadar pentingnya.
Pentingnya sesuatu ditentukan oleh kehebohannya. Influencer adalah penguasa mutlak di dunia baru ini. Dialah yang melucuti kekuasaan rezim sertifikat, portofolio dan ijazah serta meruntuhkan berhala kompetensi yang dibangun di stoa-stoa Yunani dan dimegahkan oleh Renaisans. Remaja ceking yang asosial bisa menjadi miliarder karena subscribernya yang jutaan. Pemuda tak lulus kuliah bisa menjadi penentu kebijakan pemerintah karena celotehnya di akunnya. Tak hanya itu, orang sinting yang dimanage dengan baik mendadak jadi pusat perhatian melalui video-video berkonten konyol.
Isu apapun, selama diviralkan dan diperdebatkan meski tak cukup jelas perkaranya, adalah penting. Tak membincangkannya berarti tak bernyawa.