Sedikitnya 10.000 warga dari etnis India di Malaysia menggelar unjuk rasa terbesar antipemerintah di Kuala Lumpur,kemarin Polisi Malaysia menekan demonstran dengan menembakkan gas air mata dan meriam air.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa mengajukan petisi tuntutan empat miliar dolar terhadap Inggris yang dianggap sebagai penyebab masalah ekonomi mereka. Etnis India itu juga mengecam pemerintah Malaysia yang dianggap selalu mendiskriminasikan mereka. Pengunjuk rasa mengabaikan larangan pemerintah dan terus berjalan menuju Kedutaan Besar Inggris untuk memberikan petisinya.
Etnis India itu tetap bergerak maju,meskipun pengamanan diperketat dan jalanan telah diblokade aparat. Saksi mata menyatakan,polisi menggunakan meriam air dan gas air mata untuk menghalau kerumunan massa yang berkumpul di dekat Menara Kembar Petronas. Namun, pengunjuk rasa menolak mengalah dan melemparkan kembali gas air mata ke arah polisi. Bahan kimia yang mengakibatkan muntah-muntah, dicampurkan aparat keamanan dalam air yang mereka tembakkan ke arah pengunjuk rasa.
”Polisi memukuli sejumlah pengunjuk rasa dengan pentungan kayu,”ungkap sejumlah saksi mata,kemarin.Penyelenggara demonstrasi menyatakan, lebih dari 400 orang telah ditahan dan 19 orang terluka. Sementara polisi menyatakan, lebih dari 100 orang telah ditahan. Pengunjuk rasa juga terdiri dari sejumlah anggota parlemen oposisi Partai Aksi Demokrasi (DAP). ”Selama lebih dari 50 tahun, etnis India telah dimarjinalisasi di negeri ini dan kami kini menginginkan hak yang sama seperti yang dinikmati komunitas lain. Mereka tidak memiliki hak untuk menghentikan kami dari unjuk rasa hari ini. Ini keinginan rakyat,” tegas M Kulasegaran, anggota parlemen DAP.
Petisi tuntutan itu diajukan terhadap Inggris,bekas penjajah Malaysia, untuk menegaskan bahwa etnis India terus mengalami diskriminasi oleh mayoritas pemerintahan Melayu. Mereka menuntut empat miliar dolar sebagai kompensasi bagi sekitar dua juta etnis India selama masa kerja paksa oleh Inggris pada 1800-an. Masingmasing etnis India akan mendapatkan dua juta dolar. Aksi unjuk rasa ini dikoordinir Pasukan Aksi Hak Asasi Hindu (Hindraf). Selain menuntut pemerintah Inggris, pengunjuk rasa mendesak pemerintah meningkatkan standar upah warga etnis Hindu yang sejatinya adalah komunitas ketiga terbesar di Malaysia.
Setelah enam jam konfrontasi, kepolisian sempat memperkenankan Hindraf untuk mengajukan petisi, tetapi mereka menampik tawaran tersebut. P Uthayakumar, penasihat hukum Hindraf, mengatakan bahwa petisi yang akan dikirim kepada Ratu Inggris Elizabeth II di London itu berisi permohonan kepada Inggris agar mengutus pengacara untuk mewakili etnis Hindu dalam setiap kasusnya. Sementara Lim Kit Siang, anggota legislatif dari oposisi yang juga pimpinan DAP,mengungkapkan tindakan yang diambil petugas merupakan bagian dari ”tindakan intimidasi, kesewenang-wenangan dan sama sekali tidak demokratis”. (AP/AFP)