Fox News: Genderang Perang AS atas Iran
“Stasiun kami diintimidasi oleh pemerintah (Amerika Serikat) bersama “pasukan infanterinya” di Fox News.”
—Christiane Amanpour, Kepala Koresponden Internasional CNN ketika menjelaskan mengapa jaringan-jaringan televisi utama gagal menghadirkan akurasi kepada publik mengenai peristiwa-peristiwa menjelang invasi atas Irak.
ImageFox News, stasiun televisi satelit milik konglomerasi media News Corporation, di bawah komando taipan Zionis-Australia Rupert Murdoch, kini sedang memukul genderang perang dengan Iran.
Robert Greenwald, sutradara film dokumenter Amerika, mengumpulkan cuplikan-cuplikan pemberitaan Fox News mengenai Iran, seraya membandingkan apa yang stasiun itu laporkan sebelum perang Irak dengan apa dikatakannya saat ini tentang Iran.
“Saya ingat dengan jelas bagaimana “kampanye ketakutan” setiap harinya dilakukan Fox saat mereka meneriakkan perang dengan Irak. ‘Kita harus menyerang, dan kita harus menyerang sekarang…siapa saja yang tidak mendukungnya adalah pengkhianat.’ Mereka secara brutal menyerang sebagian dari kita yang berupaya mencari kebenaran,” tulis Greenwald dalam kata pembuka bagi kampanyenya melawan bias pemberitaan Fox melalui blog http://foxattacks.com/.
Dengan terungkapnya berbagai dusta soal senjata pemusnah massal di Irak, dan bukti yang tak kunjung menampakan batang hidungnya, apakah lantas hari-hari kelam itu akan berlalu dari penduduk dunia?
Tidak, jawab Greenwald, “Fox menginginkan perang dengan Iran.” Beberapa mantan pejabat CIA yang familiar dengan strategi-strategi Gedung Putih, seperti Robert Baer dan Ray McGovern, pun telah mengindikasikan bahwa pemerintah Bush memang berniat melancarkan serangan militer atas Iran dalam beberapa bulan ke depan[1].
“Hal ini mungkin sangat absurd untuk dipercayai, tapi sungguh ini benar-benar nyata,” tambah Greenwald yang dalam kompilasinya berhasil mengumpulkan cuplikan berita Fox dalam durasi 4 jam. “Luar biasa, gambar-gambar, efek-efek suara, dan ancaman yang sama menjelang invasi AS ke Irak kini terulang lagi demi menjajakan perang atas Iran. Mereka benar-benar mengatakan hal yang sama,” lanjutnya.
Cuplikan-cuplikan tersebut menghimpun beberapa penyataan figur-figur ternama Amerika yang secara tidak malu-malu mendorong invasi atas Iran. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Wayne Simmons[2] (26 Mei 2007): “Kita harus membom beberapa orang di Iran, yang akan membawa mereka ke meja perundingan, seperti yang pernah dilakukan Nixon kepada orang-orang Vietnam...”
2. Joe Lieberman[3] (11 Juni 2007): “ al-Qaida dan Iran, orang-orang ini benar-benar ingin membunuh kita.”
3. William James “Bill” O’Reilly[4] (11 Mei 2007): “Orang-orang tidak memahami bahaya yang negara ini (Iran) hadirkan kepada dunia.”
4. Michael Benjamin Evans[5] (17 Mei 2007): “10 kiloton dalam sebuah refrigerator di sebuah kargo sudah bisa membunuh jutaan orang (di Iran).”
5. John Bolton (4 Juni 2007): “Iran adalah pelindung utama terorisme internasional. Dan saya berharap tidak perlu ada lagi 9/11 yang lain untuk menyadarkan kita.”
6. Joe Lieberman (11 Juni 2007): “Kita harus menggunakan kekuatan kita. Dan bagi saya itu termasuk mengambil langkah militer.”
Catatan kaki
[1]http://www.time.com/time/nation/article/0,8599,1654188,00.html?xid=rss-world
[2] Wayne Simmons adalah marinir AS yang pada 1973 direkrut CIA sebagai bagian dari “Unit Paramiliter Khusus”, yang bukan hanya siap mati demi Amerika, tetapi juga siap untuk pergi ke mana pun demi menjalankan operasi-operasi rahasia. Selama 8 dari 27 tahun karirnya di dunia intelijen, Simmon hidup bersama para teroris dan penyelundup narkotika di Eropa, Karibia, Timur Jauh, dan Asia Tengah. Kini ia aktif sebagai analis intelijen yang pada 2005 pernah menganjurkan pembunuhan terhadap Presiden Venezuela, Hugo Chavez, Pemimpin Spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei, dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il.
[3] Joe Lieberman adalah senator Amerika dari Connecticut. Berulangkali, Liberman menganjurkan serangan militer atas Iran. Pada tahun ini, ia berhasil mensponsori resolusi Senat yang menyebut Iran sebagai “pembunuh” tentara AS di Irak.
[4] Bill O’Reilly adalah komentator politik Amerika, yang memandu acara “The O’Reilly Factor” di Fox News.
[5] Mike Evans adalah penulis dan mantan jurnalis. Selain itu, Evans adalah pendiri “The Jerusalem Prayer Team”, sebuah organisasi yang mengajak kaum Kristen di seluruh dunia untuk berdoa bagi keselamatan Israel. Misi utama organisasi ini adalah “menjaga, melindungi, dan mempertahankan “Eretz Yisrael” hingga Messiah datang ke Yerusalem. ( www.icc-jakarta.com)