Skip to main content

Gagal Taklukkan Hamas, Israel Minta AS Jamin Keselamatannya

By January 17, 2009No Comments

Ternyata Perjanjian antara AS yang diwakili Condoliza Rice dan Tzipi Livni di Woshington membebankan atas Mesir tugas penghentian penyelundupan senjata dari Iran ke Gaza melalui perbatasan Rafah. Itu berarti Amerika dan NATO akan melakukan pengawasan di perbatasan Mesir-Gaza.

Menteri Luar Negeri Rezim Zionis Israel, Tzipi Livni dan sejawatnya dari AS, Condoleezza Rice dalam pertemuan di Washington menandatangani sebuah kesepakatan untuk mengontrol Jalur Gaza.

Sebagaimana dilaporkan IRNA mengutip keterangan Kementerian Luar Negeri AS, Condoleezza Rice dan Tzipi Livni kemarin (Jumat, 16/01) menandatangani sebuah draft kesepakatan yang mewajibkan AS mencegah penyelundupan senjata ke Jalur Gaza.

Gedung Putih menyatakan bahwa semua kelompok Palestina yang berjuang membebaskan negara mereka dari pendudukan Israel adalah kelompok teroris. AS mengklaim bahwa kesepakatan barunya dengan Israel bertujuan mencegah jatuhnya senjata ke tangan pejuang Palestina di kawasan.

Condoleezza Rice tanpa menyebut kebrutalan Zionis kepada wartawan mengklaim bahwa penandatanganan kesepakatan dengan Israel bertujuan mencegah penyelundupan senjata ke Gaza. Ditambahkannya, langkah itu diambil untuk memenuhi tuntutan internasional bagi terwujudnya perdamaian di kawasan Timur Tengah. Klaim itu dilontarkan saat Gedung Putih mempersenjatai Zionis dengan berbagai jenis senjata terlarang untuk menggempur warga sipil Gaza. Demikian dilaporkan irib.

Rupanya pihak Israel mulai percaya bahwa mereka tidak akan behasil menghentikan penembakan roket-roket ke pemukimannya. Karena itu, Israel mencari dalih yang bisa menyelamatkannya dari rasa malu melalui janji Amerika untuk memaksa Mesir agar memperketat perbatasan demi memastikan tidak ada senjata lagi yang diselundupkan dari Iran. “Iran adalah ancaman bagi Israel. Karena itu, harus ada kerjasama militer dan intelejen Amerika dan pihak-pihak lain demi menghentikan suplai senjata dari melalui laut dan darat ke Gaza,” kata Livni kemarin, sebagaimana dilaporkan Aljazeera.

Namun, Mesir, akibat tekanan publiknya, mayarakat Arab dan Islam, mulai mengubah sikapnya tentang agresi biadab Israel. Abul Ghaith, Menlu Mesir, menganggapi perjanjian AS dan Israel dengan mengatakan Mesir menolak campur tangan siapapun yang hendak menggangu keamanan nasionalnya, bahwa Mesir tidak terikat dengan perjanjian tersebut.

Sementara itu, demi menyelamatkan rasa malu akibat kegagalan, Ehud Barack mulai mentolololi rakyat Israel dengan mengatakan bahwa gencatan senjata sepihak yang dilakukan oleh Israel karena target dan tujuan-tujuannya dalam agresi telah membuah hasil.

Dari Damaskud, Usamah Hamdan, salah seorang pimpinan Jihad Islam, menanggapi klaim Israel tentang kemenangannya, mengatakan bahwa hasil di medan yang menjadi tolok ukur kemenangan, bukan banyak jumlah korban tewas dan luka.