Gedung Putih Tolak Ajakan Debat Ahmadinejad

Gedung Putih Tolak Ajakan Debat Ahmadinejad
Photo by Unsplash.com

nejad-bush3.jpg

Tahun lalu, Ahmadinejad menantang Bush dalam debat publik sebelum berangkat ke markas PBB. Gedung Putih menolaknya seraya menganggapnya sebagai tawaran tidak serius.

Untuk menegaskan keseriusannya, tahun ini, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, pada Minggu (16/9/07), mengulangi lagi tawarannya. Iamengusulkan untuk mengadakan sebuah debat publik dengan koleganya dari AS, George W. Bush, di Perserikatan Bangsa-Bangsa bulan ini dan suatu “referendum global” untuk memutuskan siapa yang benar.

“Tujuan kami adalah untuk memecahkan permasalahan global,” lanjutnya. “Ia (Bush) bisa menjelaskan pendapatnya dan saya menjelaskan pendapat saya. Wakil dari 200 negara bertemu di sana dan mereka dapat menilai,” katanya.

Gedung Putih mengatakan tidak akan ada debat antara Presiden Iran dengan Presiden AS, dalam kesempatan sidang Majelis Umum PBB.

“Saya rasa hal itu tidak akan terjadi,” Jurubicara Gedung Putih Dana Perino mengatakan hal itu satu hari setelah Presiden Ahmadinejad melemparkan tantangan tersebut dalam sebuah wawancara dengan televisi Iran

Perino mengkonfirmasi bahwa Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan visa bagi Ahmadinejad untuk menghadiri pertemuan di New York yang dijadwalkan pada 25 September hingga 3 Oktober itu.

Sementara itu, seorang kandidat presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, menyarankan agar Ahmadinejad tidak diizinkan untuk menghadiri Majelis Umum PBB pada minggu depan.

“Saya berpikir, undangannya harus dibatalkan,” kata Romney.

Pada Januari lalu, kandidat “hawkish” ini menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap bangsa Iran untuk mengisolasi negeri itu dan memaksanya menghentikan program nuklir.

September tahun lalu, saat masih menjadi gubernur di Massachusetts, Romney memerintahkan semua institusi negara bagian yang dipimpinnya untuk menolak setiap permohonan bantuan, jika diminta, saat mantan presiden Iran, Mohammad Khatami, mengunjungi Massachusetts. [irm/AFP/Presstv/ICC-Jakarta]

Read more