HABIB BUKAN AHLULBAIT (Bagian 14)

HABIB BUKAN AHLULBAIT (Bagian 14)
Photo by Unsplash.com

Dari paparan dalam artikel-artikel sebelumnya, dapat diambil kesimpulan dalam paragraf-paragraf berikut ini.

Perintah mencintai punya dua pengertian. Bila yang diperintahkan untuk dicintai adalah Allah, Nabi dan Ahlulbait, maka bermakna perintah kepatuhan (cinta vertikal). Bila yang diperintahkan untuk dicintai selain mereka, maka mencintai itu bermakna perintah penghormatan seperti perintah menghormati dua orangtua, isteri, suami, anak, tamu dan dzurriyah. Itulah cinta horisontal.

Bila dianjurkan menghormati cucu Nabi, tak perlu menolak karena menganggap yang menghormati lebih rendah dari yang dihormati. Penghormatan menambah pahala kepatuhan dan menambah kehormatan yang melakukan penghormatan, sedangkan orang yang dihormati tak menerima pahala itu. Pahala adalah imbalan atas sebuah perbuatan baik. Menghormati adalah pebuatan, sedangkan dihormati bukanlah perbuatan sama sekali. Allah berfirman, "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." (QS. Al-Isra' : 7).

Bila orang lain dianjurkan menghormatimu karena cucu Nabi, tak perlu menganggap anjuran itu sebagai afirmasi hak istimewa tanpa prestasi atau pengecualian dari hukum agama dan norma etika, karena anggapan demikian justru berarti tidak menghormati Nabi SAW seolah menuduhnya tak menegakkan keadilan. Keterhubungan dengan Nabi adalah anugerah kemuliaan sekaligus tanggungjawab tambahan bagi cucu Nabi agar lebih bertakwa, bukan pengecualian dari hukum. Itulah ujian mengendalikan diri dari kedengkian.

Bila orang lain dianjurkan menghormatimu karena kamu cucu Nabi, tak perlu pongah karena penghormatan tak niscaya membuat yang dihormati menjadi terhornat. Kepongahan justru menyingkap kehinaan sebagai lawan kehormatan. Penghormatan kepadamu sebagai cucu Nabi pada hakikatnya tidak ditujukan kepadamu secara pribadi, namun ditujukan kepada Nabi yang terhubung denganmu, Itulah ujian mengendalikan diri dari sombong.

Bila orang lain dianjurkan menghormatimu karena kamu cucu Nabi, balaslah penghormatan itu dengan menghormati sebagai orang yang menghormati Nabi melalui penghormatan kepadamu.

Bila orang lain tak menghormatimu, tak perlu menyalahkannya karena menganggapnya tak melaksanakan anjuran menghormati cucu Nabi karena boleh jadi atau menuntutnya menghormati cucu dengan cara pilihannya yang tak kamu inginkan.

Bila orang lain tak menghormatimu, tak perlu menuntutnya menghormatimu dengan membawa-bawa dalil teks anjuran Nabi agar menghormati cucu Nabi, karena orang yang terhormat tak menuntut penghormatan dan karena Nabi tentu tak menghendaki tindakan itu.

Kehormatan siapapun tidak ditentukan oleh penghormatan orang lain. Kehormatan setiap orang tak bertambah karena dihormati juga tak berkurang karena dicaci. Kehormatan ditentukan oleh prestasi iman dan amal. "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa di antara kamu." (QS. Al-Hujurat : 13).

Read more