Bedusta adalah tindakan menghalangi orang lain untuk mengetahui fakta dengan tujuan negatif alias membodohkan orang lain.
Dusta terbagi dua; aktif dan pasif.
Dusta aktif diekspresikan dalam beberapa pola;
1. Dusta verbal, yaitu dusta dengan kata; a) dusta tertulis, seperti menjiplak tulisan orang lain atau mengklaimnya, b) dusta terucap seperti memuji orang atas sesuatu yang tidak dilakukannya demi meraih keuntungan, c) dusta tergambar, seperti menyebarkan foto yang disunting demi manipulasi.
2. Dusta fisikal, yaitu dusta dengan bahasa tubuh.
3. Dusta metafisikal, yaitu dusta tak terungkap, a) dusta rasional, b) dusta emosional.
Dusta pasif adalah dusta yang tidak diekspresikan saat leluasa bersikap jujur, seperti a) tidak menjawab pertanyaan, b) diam tehadap fakta yang diputarbalikkan, c) tidak memihak yang teraniaya, d) tidak memberikan kesaksian saat diminta, dsb.
Beberapa perbuatan buruk terlaksana dengan infrastruktur dusta, seperti a) menipu, b) memfitnah, c) adu domba, d) mencuri. Bila runtuh dustanya, runtuhlah itu semua.
Kini, akibat dari derasnya arus informasi dan sengitnya konflik kepentingan, muncul beberapa versi baru dusta, seperti a) dusta sektarian, b) dusta politik, c) dusta ekonomi, d) dusta peradilan, e) dusta virtual, termasuk mengirimkan emoticon yang tidak mengekspresikan suasana hati dan sikap sejati.
Tips termurah dan termudah menghindari perbuatan dusta adalah: a) menghormati diri sendiri karena dusta adalah sesuatu yang nista, b) menegaskan bahwa dusta merugikan pelaku sebelum korbannya dalam jangka pendek dan panjang, c) mengembalikan keyakinannya bahwa dusta adalah pertanda lemah, karena hanya dilakukan oleh orang yang merasa tidak mampu berpandangan, bersikap dan berlaku jujur, d) menyegarkan imannya bahwa hari pengadilan akhir adalah peristiwa yang sangat nyata.