Reuters, sebagaimana dikutip aljazeera, melaporkan bahwa Amerika Serikat, dalam tanggapannya atas aksi biadab Israel, mengatakan bahwa Israel berjanji akan menghentikan penggempuran bila Hamas dan kelompok-kelompok perlawanan menghentikan penembakan rudal-rudal ke Israel.
Terlihat jelas, bahwa Israel dan Amerika hendak memutarbalik fakta dan manipulasi dengan menjelaskan bahwa serangan tersebut tidak lebih dari sekadar reaksi.
Sementara itu Ketua Majelis Hizbullah, Sayyid Hasyim, menanggapi gempuran sadis Israel atas Gaza, mengatakan bahwa Hizbullah akan menunjukkan dukungan secara nyata seraya menegaskan bahwa para pejuang di Gaza tidaklah sendirian. Ia juga mengatakan bahwa pelaku pembantaian Gaza bukan hanya Israel namun rezim-rezim Arab pro Israel terutama Mesir yang menutup pintu perbatasan dengan Gaza.
Sejumlah negara dan badan-badan internasional lagi-lagi hanya mengecam. Liga Arab seperti biasanya hanya berinisiatif untuk mengadakan pertemuan darurat tingkat menteri. OKI juga demikian. Organisasi ini lebih mirip wadah nostalgia dan pamer formalitas. Keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkan kedua organisasi tersebut hanya huruf-huruf di atas kertas.
Terungkap pula bahwa salah satu target utama serangan udara Israel atas Gaza adalah kru televisi Alalam saat meliput.
Telivisi Alalam yang bermarkas di Tehran sejak beberapa minggu ini terus menanyangkan secara langsung kondisi warga Gaza yang menderita akibat blokade Israel.