ILMU BUKAN ALAT KUASA

ILMU BUKAN ALAT KUASA
Photo by Unsplash.com

Kini banyak lembaga ilmu pendidikan agama. Ada lembaga yang resmi dengan sistem yang diterapkan melalui peraturan-peraturan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ada pula lembaga pendidikan informal seperti majelis-majelis dan lainnya.

Majelis Taklim, bukanlah perusahaan yang mengikat semua pekerjanya, bukanlah perguruan tinggi yang mengikat mahasiswanya dengan aturannya dan bukan pula partai yang berwenang atas anggotanya.

Ilmu agama bukalah alat kuasa dan bukan pula penghapus hak pilih serta independensi orang yang mengais ilmu di dalamnya. Ia bukanlah komoditas. Setiap orang punya hak memilih ilmu yang dianggapnya penting.

Narasumber atau pemuka majelis taklim bukanlah majikan dan penguasa absolut, apalagi intelektualitas dan moralitasnya dalam standar umum.

[ads1]

Audien, murid Jamaahnya bukanlah hamba sahaya dan jelatanya yang diperlaluksn sebagai hewan piaraan. Setiap orang berhak memilih narasumber, pembimbing dan konsultannya. Ia bukan nabi mini dan bukan imam tambahan. Keikhlasan seorang alim, mubalig dan ustadz diukur dari sikap low profile-nya dan kerendahan hati membiarkan setiap orang memilih ilmu agama

Ilmu apapun, terutama ilmu agama yang diajakan melalui ceramah atau pengajaran atau lainnya bukanlah alat pelenyap independensi murid atau jamaah dan tidak bisa menjadi pengikatnya seumur hidup.

Tak hadir secara rutin atau tak hadir lagi dalam acara-acaranya atau menghadiri majelis lain bukanlah pelanggaran. Karena itu, kehadiran siapapun tidaklah wajib kecuali bila diikat oleh perjanjian atau kesepakatan.

Read more