INFERIORITY COMPLEX

INFERIORITY COMPLEX
Photo by Unsplash.com

Sumber semua agresi dan kezaliman terhadap sesama manusia adalah rada kerdil dan hilangnya penghormatan terhadap diri sendiri sebagai akibat hilangnya kepercayaan tentang otentisitas kemuliaan yang abstrak atau penolakan terhadap apapun yang tak meruang. Sombong, dengki, kikir, rakus dan lainnya adalah menu-menu utama yang tersedia.

Karena merasa kerdil dan lebih rendah dari orang-orang sekitarnya, sejumlah individu merasa perlu mendongkrak dirinya agar bisa berdiri sejajar dengan sebuah alat bernama pamer secara eksplisit atau implisit. Itulah kesombongan.

Bila kesombongan tak cukup memuaskan dirinya dan tak nyaman melihat keunggulan orang lain, pengidap inferiority complex merasa perlu mengurangi keunggulan itu dengan menghina, memfiitnah dan memberinya stigma negatif seraya berharap orang itu menjadi serendah dirinya. Itulah kedengkian.

Bila kedengkian tak mengatasi kekerdilan diri, dia menjadikan receh-receh sebagai bahan-bahan penting penyangga demi mensejajarkan dirinya yang rendah dengan orang normal lainnya seraya mempertahankannya dengan segala cara. Itulah kekikiran.

Bila kekikiran tak cukup membuatnya merasa aman, dia berusaha mengambil receh-receh orang lain dengan segala macam cara guna memastikan tak ada orang yang lebih nyaman dari dirinya. Itulah kerakusa

Read more