Skip to main content

Infotainmen: Suguhan Kanibalisme?

By October 24, 2011One Comment

Setiap hari kita disuguhi tentang berita-berita baru seputar para pesohor, mulai dari penyanyi bintang film, sampai pelawak. Isi beritanya juga bervariasi, mulai dari berita ulangtahun, pacaran, perkawinan, perceraiaan, melahirkan, sampai jenis pakaian dan makanan favorit mereka.
Diakui maupun tidak, sebagian besar masyarakat menikmatinya, bahkan rela melupakan tugas-tugas utama dalam rumahtangga. Saking gemarnya, sebagian kaum wanita rela membeli dan berlangganan majalah dan suratkabar yang khusus meliput gosis dan kehidupan pribadi dan rumah tangga para artis. Rating acara-acara seputar gosip artis di telivisi jauh mengungguli acara-acara lainnya yang lebih bermanfaat.
Salah satu asas yang perlu diperhatikan adalah bebas kebohongan, fitnah ghibah. Karena beragamnya kasus dan obyek yang menjadi topik, maka tentu menganggap semuanya sebagai kebohongan semata tidak masuk akal. Namun menganggap semuanya benar juga tidak bisa diterima. Andaikan benar, maka norma sosial dan agama tidak membenarkan masalah pribadi dan rumah tangga dijadikan sebagai konsumsi publik.
Secara fitrah manusia tidak ingin kesalahan atau pekerjaan tidak pantas yang ia lakukan dalam kesendirian dan jauh dari pandangan orang lain diketahui oleh orang lain
Islam pun menghormati usahanya untuk melakukan dalam kesendirian walaupun yang ia lakukan itu sebuah keburukan dan dosa. Allah memperlaukan secara berbeda perbuatan dosa yang dilakukan secara terang-terangan dan yang dilakukan secara tertutup. Di dalam hadits disebutkan, bahwa Tuhan lebih mudah mengampuni dan menghapus dosa yang dilakukan seorang hamba dalam kesendirian dari pada dosa yang dilakukan di hadapan orang banyak atau dosa yang dilakukan sendirian namun kemudian diceritakan kepada publik.
Sebagaimana kita tidak ingin nama baik kita tercoreng karena tersebarnya perbuatan buruk dan perbuatan tidak pantas yang telah kita lakukan, karenanya kita berusaha untuk selalu menutup-nutupinya, maka kita pun memiliki kewajiban untuk menutupi kesalahan dan pekerjaan yang tidak pantas yang dilakukan oleh saudara kita. Agama Islam megecam tindakan gibah, yaitu menceritakan aib orang lain yang akan membuat marah perlaku bila diketahui. Al-Qur’an menyamakannya dengan kanibalisme, memakan daging bangai saudara sendiri , sebagaimana ditegaskan dalam surah al-Hujurat ayat 12.
Banyak hal yang diinformasikan dari kehidupan para selebritis yang pasti sebuah kemunkaran, seperti selingkuh, pertengkaran rumah tangga, kawin cerai dan sederetan kebiasaan lainnya. Namun lambat laun kemungkaran itu semakin kehilangan warnanya dan dianggap hal yang biasa, bahkan statmen itu menjadi motto yang digunakan oleh salah satu acara infoteinmen yang ada.
Karenanya Islam mengancam orang-orang yang menyebar-luaskan kebatilan, perbuatan dosa selain pelaku dosa itu sendiri. Dalam surah An Nur ayat 19; Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menginginkan tersebarnya kemunkaran di antara orang-orang yang beriman maka baginya siksa yang pedih di dunia dan akhirat. Hanya Allah yang Maha tahu dan kalian tidak mengetahui.”
Karenanya MUI sebagai lembaga yang salah satu tugasnya mengontrol moral masyarakat muslim Indonesia yang megidolakan paa artis, sadar maupuin tidak, yang menjadi gerbang demoraliasi dan pengikisan nilai agama dan tradisi.
Sebenarnya, bila dipikirkan secara seksama, berita-berita seputar gaya hidup dan prilaku insan-insan penghibur itu tidak ada yang istimewa. Toh melahirkan, kawin dan cerai bukanlah sesuatu yang fenomenal. Tapi, memang secara psikologis, ketergantungan emoasional kepada idola, apalagi yang berlainan jenis, pada umumnya bersumber dari fantasi negatif yang cenderung mengarah kepada birahi. Gejala ini lebih mengkhawatirkan ketimbang substansi beritanya, termasuk unusr benar dan salahnya, berdimensi publik maupun privatnya. (www.adilnews.com)